Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
UNTUK NEGERI

Penyesuaian Harga BBM Jadi Momentum Alihkan APBN dan Maksimalkan EBT

Kompas.com - 03/09/2022, 13:43 WIB
Tim Konten,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang akan dilakukan pemerintah menjadi momentum pengalihan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

Oleh sebab itu, pemanfaatan APBN harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Salah satunya, dengan menyesuaikan harga BBM sekaligus membatasi penggunaan hanya untuk masyarakat yang membutuhkan.

Pengamat Isu Strategis Prof Imron Cotan menyatakan, dari total jumlah APBN, terdapat sekitar 20 persen APBN yang terkunci untuk pemberian subsidi yang tidak tepat sasaran.

“Kurang lebih 20 persen dari APBN kita itu terkunci untuk subsidi. Hal ini tidak sehat karena yang selama ini terjadi tidak tepat sasaran,” kata Imron dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/9/2022).

Maka dari itu, lanjutnya, diperlukan penajaman subsidi sejak dini agar anggaran APBN tidak habis pada September 2022.

“Diperlukan penajaman penggunaan subsidi sehingga APBN kita tidak tertekan. (APBN) yang tersisa sekarang ada Rp 502 triliun dan sudah disisihkan. September ini, (kemungkinan APBN) akan habis. Kalau diteruskan pada September, kita harus nambah lagi Rp 198 triliun,” ungkap Imron.

Tak hanya membebani APBN, ia menyebut, penggunaan minyak berbahan fosil juga membawa banyak dampak buruk.

Hal ini terlihat dari adanya kenaikan harga minyak dunia yang terus mengalami peningkatan sejak 50 tahun terakhir. Selain memiliki jumlah yang terbatas, eksploitasi energi berbahan bakar fosil juga memicu produksi karbon dioksida yang dikenal beracun bagi manusia dan lingkungan.

Saat ini, pemerintah memiliki target untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dengan melakukan reduksi emisi karbon sebesar 30 persen. Namun, hal tersebut akan sulit dicapai apabila APBN terus terkunci hanya untuk memberikan subsidi BBM.

“Oleh karena itu momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkan dengan energi terbarukan. Menuju pada secara total menggunakan EBT,” tutur Imron.

Terkait pemanfaatan EBT, Imron menganggap Indonesia sangat memiliki potensi pemanfaatan EBT yang melimpah. Oleh karena itu, sudah saatnya efisiensi APBN dilakukan dengan memberlakukan penyesuaian harga BBM.

“Indonesia bisa sekali (memanfaatkan EBT) karena tenaga listrik, air ada, surya melimpah sepanjang tahun. Kita manfaatkan momentum ini untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) juga. Gas bumi kita juga praktis melimpah. Namun, selama ini tidak dimanfaatkan karena terbuai dengan subsidi,” terangnya.

Imron mengaku, upaya penyesuaian harga BBM bersubsidi dilakukan demi menghadirkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya rakyat memberikan apresiasi dan mendukung kebijakan tersebut.

“Jadi mari kita tunjukkan kesatuan dan persatuan bangsa karena tujuan dari pemerintah itu menghadirkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Subsidi itu tidak lagi semata-mata pada komoditas, tetapi kepada masyarakat yang membutuhkan. Maka kita harusnya mengapresiasi daripada harus melawan kebijakan tersebut,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com