JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas HIV/AIDS Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Endah Citraresmi SpA(K) mengungkapkan, 90 persen kasus HIV yang terjadi pada anak mayoritas karena penularan dari ibu ke janin.
Hal ini sesuai dengan data WHO yang mencatat ada 430.000 anak yang terinfeksi HIV. Sebanyak 90 persen di antaranya terinfeksi melalui transmisi ibu ke bayi.
Oleh karena itu, pencegahan HIV pada anak sangat bergantung pada pencegahan di tingkat orang dewasa, termasuk orangtuanya.
"Penularan HIV pada anak adalah imbas dari HIV yang terjadi pada dewasa. Sebagian besar atau mayoritas hampir 90 persen terjadi karena penularan dari ibu ke janin," kata Endah dalam diskusi media di Jakarta, Jumat (2/9/2022).
Baca juga: Ada Pria Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet, dan HIV Bersamaan, IDI: Imunitasnya Sudah Rendah
Endah mengungkapkan, penularan HIV dari ibu ke janin atau bayi baru lahir semakin riskan terjadi lantaran sang ibu tidak memeriksakan diri saat hamil.
Sang ibu saat hamil cenderung enggan meminta pemeriksaan HIV kepada dokter kandungan (obgyn).
Padahal, menurut dia, pemeriksaan dini mempercepat pemberian obat HIV pada ibu sehingga mampu mencegah janin tertular virus mematikan ini.
"Alasan yang banyak adalah ada keengganan dokter untuk meminta pemeriksaan HIV pada pasien, karena stigmanya (orang terkena) HIV itu pasti punya latar belakang yang jelek. Harusnya tidak perlu ada stigma seperti itu," ucap Endah.
Endah juga menemukan banyak pasiennya yang tidak ditawari pemeriksaan HIV oleh dokter kandungan karena dianggap tidak perlu.
Sementara itu, menurut Endah, pemeriksaan HIV adalah pemeriksaan yang paling penting untuk memastikan janin tumbuh sehat.
Baca juga: 550 Orang Bandung Barat Positif HIV/AIDS, Dinkes Sorot Ibu Hamil
Di sisi lain, ada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang mengatur kewajiban pemeriksaan HIV bagi ibu hamil.
"Ibu-ibu mungkin kalau hamil suka banyak periksa, periksa tokso, rubella, dan lain-lain. Sebetulnya HIV ini juga harus diperiksa bahkan jauh lebih penting karena kita punya obat untuk mencegah penularan ke bayi. Tapi sayangnya tidak semua ibu hamil melakukannya, dengan berbagai alasan," ungkap Endah.
Kasus HIV pada anak menjadi sorotan. Teranyar, sebanyak 12 murid sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dinyatakan positif mengidap HIV setelah menjalani pemeriksaan.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cianjur menyampaikan bahwa belasan anak SD tersebut tertular penyakit HIV dari orangtuanya.
Baca juga: Rasa Aman adalah Pencegahan Penularan HIV/AIDS Sesungguhnya
Sebanyak 12 anak SD yang terpapar HIV di Cianjur rata-rata berusia 10 hingga 12 tahun atau kelas 5 dan 6 SD.
"Terdata sebanyak 12 siswa yang tersebar di sejumlah SD di Kabupaten Cianjur. Mereka terpapar dari orangtuanya masing-masing," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur, Hilman, dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (31/8/2022).
"Mereka terpapar sejak lahir yang ditularkan dari orangtuanya. Kasus IRT (ibu rumah tangga) yang positif HIV di Cianjur sendiri memang terbliang tinggi. Rata-rata mereka (IRT) tertular dari suaminya," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.