JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pelaksana Musyawarah Rakyat (Musra) I Bandung, Panel Barus mengatakan, tingginya dukungan kepada Joko Widodo baru terjadi pada pelaksanaan Musra yang pertama di Bandung, Jawa Barat (Jabar) Minggu (28/8/2022).
Menurutnya, masih ada sejumlah Musra lagi yang akan digelar di berbagai provinsi di Indonesia.
"Musra baru digelar satu kali di Jabar. Kita belum tahu Musra di Sulawesi Selatan mendatang apakah masih sama (dukungan kepada Jokowi)?" ujar Panel saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (1/9/2022).
Baca juga: Peta Jalan Jokowi Mengusung Capres Pengganti...
"Bisa jadi ada kejutan-kejutan lain lagi. Kita jalani saja prosesnya, kita fasilitasi tanpa harus direkayasa. Biar masyarakat berekspresi, kita kasih ruangnya," tuturnya.
Panel pun menegaskan, sejak awal Musra dirancang sebagai alat untuk merekam aspirasi masyarakat yang paling jujur terkait sosok kandidat capres maupun cawapres yang diinginkan pada pemilu mendatang.
Sehingga apapun keinginan rakyat yang muncul di Musra, mengarah ke mana, panitia enggan berspekulasi.
"Jika (Jokowi) tiga periode sebagian masyarakat masih ingin ya itu keinginan rakyat," katanya.
Baca juga: PDI-P: Yang Disuarakan Musra Tidak Ada Element of Surprise
Panel mengungkapkan, dalam waktu dekat akan digelar Musra II di Makassar (Sulawesi Selatan), kemudian Musra III di Medan (Sumatera Utara) dan Musra IV di Jawa Timur.
Untuk Musra terakhir akan dilaksanakan di Jakarta pada pekan kedua Maret 2023.
Lebih lanjut Panel menuturkan, nama-nama kandidat capres yang mengemuka di pelaksanaan Musra I Bandung murni merupakan suara rakyat di Jabar.
Panel menegaskan hasil Musra bukan merupakan suara relawan, melainkan suara rakyat.
"Itulah suara rakyat di Jabar, bukan suara relawan. Sebanyak 12.000 peserta Musra yang hadir berasal dari 27 kabupaten/kota di Jabar. Relawan memang menjadi panitia Musra tetapi pesertanya masyarakat," ujar Panel.
Panel menuturkan, warga yang hadir berasal dari berbagai kalangan seperti guru, buruh, pedagang di pasar, civitas akademika, nelayan hingga kalangan pesantren.
Namun, meski dihadiri 12.000 orang, tetapi hanya 5.721 orang saja yang bisa melakukan e-voting untuk menyampaikan aspirasinya soal kandidat capres yang akan dipilih pada 2024.
Pasalnya selain harus menggunakan smarthone yang memadai, terjadi tiga kali peretasan pada saat proses e-voting.
"Pertanyaan dalam e-voting juga bukan disertai jawaban multiple choice, melainkan hanya diminta sebutkan nama capres yang akan anda pilih pada 2024, tulis satu nama," jelas Panel.
Panel pun menuturkan, Musra merupakan miniatur dari pertarungan politik pada 2024 atau miniatur pemilu.
Baca juga: Nama RK Unggul di Musra Jawa Barat, Pengamat: Karena Tuan Rumah
Meski demikian, panitia Musra tidak bisa 100 persen memastikan bahwa ada pihak tertentu atau pendukung tertentu yang berusaha datang memberikan vote agar suara kandidat yang didukungnya menjadi tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.