Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Jokowi Jaring Nama Capres, PDI-P: Prioritas Presiden dan Menteri Atasi Tekanan Ekonomi

Kompas.com - 31/08/2022, 18:05 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristyanto mengingatkan agar para pembantu Presiden Joko Widodo di kabinet fokus terhadap penanganan masalah ekonomi, alih-alih menjaring kandidat calon presiden untuk Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Hal ini disampaikan Hasto merespons langkah relawan pendukung Jokowi yang mengadakan Musyawarah Rakyat (Musra) menjaring kandidat calon presiden.

"Dalam situasi seperti ini, bagi pemerintahan Presiden Jokowi, bagi Pak Jokowi, bagi para menteri, skala prioritasnya adalah bukan lagi untuk menjaring mendengarkan nama," kata Hasto saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Baca juga: Hasil Musra Bandung: Ridwan Kamil Cawapres Paling Diinginkan, Airlangga Hartarto Nomor Dua

"Tapi skala prioritasnya adalah untuk mengatasi ini, berbagai tekan-tekanan ekonomi, sehingga itu yang seharusnya didahulukan," imbuhnya.

Hasto berpandangan, kegiatan yang dilakukan oleh relawan tersebut merupakan sebuah dinamika yang biasa terjadi menjelang pemilihan presiden.

Hasto mengatakan, partai-partai politik pun telah mulai menjaring nama-nama yang berpotensi maju sebagai calon presiden dengan mendengarkan masukan dari berbagai pihak.

Namun, ia menekankan, keputusan mengenai siapa calon presiden yang bakal diusung PDI-P merupakan hak prerogatif Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai.

Baca juga: Hasil Musra Bandung, Jokowi Capres Paling Diinginkan Rakyat, Sandiaga Uno Nomor Dua

"Kami menjaring, kami mendengarkan masukan-masuakan dan Ibu Ketua Umum lah yang akan mengambil keputusan terhadap hal tersebut," ujar Hasto.

Hasto juga menegaskan, konstitusi telah mengatur bahwa pencalonan presiden merupakan kewenangan partai politik.

"Rule of the game-nya kan pencalonan itu kan harus melalui partai politik atau gabungan partai politik dan relawan itu dibentuk setelah konfigurasi calon itu dipastikan dengan penetapan partai-partai politik di situ," kata dia.

Diketahui, sejumlah organisasi relawan pendukung Jokowi bakal menyelenggarakan Musra atau Musyawarah Rakyat Indonesia di 34 provinsi.

Musra telah dimulai di Bandung pada 28 Agustus 2022 lalu dan akan berakhir di Jakarta pada 11 Maret 2023.

Baca juga: Seruan Jokowi 3 Periode di Musra, Projo: Aspirasi Kecintaan Rakyat dan Relawan

Ketua Panitia Nasional Musa Panel Barus menyatakan, calon presiden hasil Musra bakal ditawarkan ke partai-partai politik untuk diusung sebagai calon presiden.

"Kita juga akan bilang ke partai politik nanti, yang paling banyak rakyat pinginin nama ini nih, tinggal teman-teman di partai mengadaptasi hasil Musra itu atau tidak," kata Panel saat ditemui di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (20/8/2022).

Menurut dia, sebelum ditawarkan ke partai-partai politik, nama-nama tokoh yang terjaring melalui Musra masing-masing provinsi bakal didiskusikan dengan Jokowi selaku pembina organisasi-organisasi relawan pendukung.

Namun, ia tidak menjawab lugas saat ditanya apakah calon yang dijagokan oleh relawan nanti otomatis merupakan calon yang didukung oleh Jokowi atau tidak.

"Kami akan diskusi sama beliau, 'Pak ini lho hasil Musra yang sudah kita gelar.' Diskusi lah itu, setelah itu baru kami deklarasi nanti Mei (2023), habis Lebaran," kata Panel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com