Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Publik Tetap Waspada meski Situasi Ekonomi RI Patut Disyukuri

Kompas.com - 24/08/2022, 14:29 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, bangsa Indonesia harus tetap waspada menghadapi beragam rintangan yang menghadang meski situasi ekonomi Indonesia tetap patut disyukuri.

Hal ini disampaikan Ma'ruf saat menghadiri Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional ISEI Tahun 2022 secara virtual, Rabu (22/8/2022).

"Bangsa kita patut bersyukur atas aneka pencapaian di tengah berbagai ragam persoalan, termasuk pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif, inflasi yang relatif terkendali, dan surplus neraca perdagangan," kata Ma'ruf, dikutip dari tayangan YouTube PP ISEI, Rabu.

"Sungguh pun begitu, kita wajib waspada karena aneka rintangan telah menghadang di depan mata," ujar dia.

Baca juga: Wapres: Perlambatan Pertumbuhan Global di Depan Mata, Harus Dikelola Bijak Pengusaha

Ia mengatakan, pada level global, inflasi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah menembus angka 8 persen sehingga harga pangan dan energi terus melonjak dan berdampak pada kenaikan harga di dalam negeri.

Menurut Ma'ruf, Indonesia pernah mengalami masalah serupa pada tahun 2008 ketika terjadi inflasi harga pangan dan energi hingga akhirnya pemerintah memilih menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) demi menjaga kesehatan fiskal.

Ia berpandangan, hal itu memberikan pelajaran bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis dengan baik dan perekonomian Indonesia kembali pulih secara tahap demi tahap.

"Saya juga yakin perkara sosial-ekonomi yang dihadapi kali ini bisa dilalui dengan baik, Insya Allah, berbekal pengalaman dan pengetahuan tersebut," kata Ma'ruf.

Di samping itu, ia mengakui ekonomi domestik juga memiliki masalah serius yang harus ditangani dengan baik, salah satunya penurunan kontribusi sektor industri terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Artinya, pendalaman ekonomi yang bernilai tambah menjadi pekerjaan rumah di masa mendatang. Reindustrialisasi menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari," ujar Ma'ruf.

Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini juga berpandangan, kemandirian pangan dan energi belum sepenuhnya menjelma di Indonesia.

Padahal, dua sektor ini merupakan sektor basis yang menjadi tulang punggung perekonomian di samping sektor industri.

"Demikian pula dukungan sektor keuangan juga harus nyata terhadap sektor riil ini. Triple F (food, fuel, and finance) menjadi pusat pertempuran ekonomi yang mesti dimenangkan," kata dia.

Baca juga: Wapres Ingin BSI Jadi Bank Negara, Kepemilikan Saham Sedang Dikaji

Ma'ruf juga menekankan, pertumbuhan ekonomi mesti dibarengi dengan ikhitar mewujudkan pemerataan pembangunan di Tanah Air.

Ia mengingatkan, keadilan ekonomi merupakan mandat yang diwariskan oleh pendiri bangsa melalui Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga kemajuan ekonomi tidak boleh menyebabkan ketimpangan di tengah masyarakat.

"Infrastruktur ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan teknologi mesti hadir sampai ke pelosok negeri. Pertumbuhan ekonomi harus menyentuh semua lapisan, bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang," kata Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com