JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan, terdapat tiga subvarian baru Omicron Covid-19 yang mesti diwaspadai.
Tiga subvarian baru itu yakni BA.2.75, BA.2.76, dan BA.4.6.
Menurut Dicky, subvarian sebelumnya yang mendominasi kasus Covid-19 di Tanah Air, yakni BA.5 bisa dikalahkan tiga varian baru tersebut.
"Saat ini di dunia yang harus kita waspadai ya tiga jenis ini. BA.5 tampaknya akan dikalahkan oleh yang baru ini, BA.2.75, BA.2.76, atau BA.4.6," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Omicron BA.4.6 Tidak Boleh Diremehkan, Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Dicky menyampaikan, subvarian-subvarian ini memiliki viral load yang tinggi, sangat menular dengan masa inkubasi pendek, yakni rata-rata tiga hari.
Dari tiga subvarian itu, Dicky memproyeksi varian BA.2.76 bisa mengalahkan dua varian lainnya.
Subvarian ini diduga mampu menularkan orang yang sudah melakukan protokol kesehatan, seperti memakai masker.
"Jadi ada kasus baru penerbangan dari China yang mana subvarian BA.2.76 ini pada orang yang pakai masker terdeteksi. Nah makanya begitu efektif kah? Ini datanya masih harus kita ungkap, data awal itu mengkhawatirkan saya," tutur dia.
Kendati begitu, dia menyebut, tingkat keparahan pada subvarian-subvarian Omicron jauh berbeda dengan varian Delta yang menyebar pertengahan tahun 2021.
Namun, tingkat keparahannya akan semakin fatal bila seseorang sudah terinfeksi dua kali.
Infeksi yang berulang, kata Dicky, memiliki efek long Covid-19 yang menurunkan kualitas kesehatan penderita.
"Bicara orang yang lebih dari dua kali terinfeksi itu long Covid-19. Bicara dampak penurunan dari kualitas kesehatan dan itu luar biasa ruginya. Itu akan menjadi beban berat pemerintah dari sektor pembiayaan kesehatan," ucap Dicky.
Baca juga: Menkes Sebut Indonesia Harus Bersiap Hadapi Potensi Varian Baru Covid-19
Lebih lanjut, dia memperkirakan mutasi varian baru Covid-19 akan berkelanjutan di tengah respons dunia yang masih lemah dan vaksinasi yang terbatas.
Varian-varian baru akan hadir dengan kecenderungan yang akan lebih menular.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Indonesia harus bersiap menghadapi munculnya varian baru Covid-19 dalam waktu dekat ini. Sebab, kasus positif di berbagai dunia masih sangat tinggi.
"Kita lihat beberapa negara seperti di Jepang, negara-negara di Eropa dan Amerika kasus konfirmasi hariannya itu mencapai di atas 100.000. Bahkan Jepang di atas 200.000 per hari," ujar Budi usai menghadiri rapat terbatas evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: 56 Persen Orang Tak Sadar Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Hasil Studinya
Dia mengatakan, kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru.
"Itu membuat Indonesia harus siap-siap (menghadapi varian baru). Kita sudah melihat adanya sub-varian baru di Amerika, adanya sub varian baru di Eropa karena adanya mutasi kasus konfirmasi yang sangat tinggi," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.