Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2022, 08:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berpesan kepada masyarakat agar tidak terlalu panik atas terdeteksinya kasus penyakit cacar monyet di Indonesia.

Namun, ia menekankan, pemerintah juga telah melakukan langkah antisipasi agar penyakit ini tidak menyebar dan semakin meluas.

"Ini juga kita tidak perlu terlalu panik karena penularannya lewat kontak langsung, bukan lewat droplet. Saya rasa yang paling penting adalah kesiapan-kesiapan kita untuk mengatasi itu," kata Jokowi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Mengenai langkah antisipasi, Jokowi mengaku telah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera menyiapkan vaksin cacar monyet.

Baca juga: Menkes Ungkap Ada Jenis Cacar Monyet yang Fatal, Indonesia Termasuk yang Mana?

"Yang kedua, untuk tempat-tempat yang interaksinya tinggi, kemudian gerbang-gerbang masuk ke negara kita, betul-betul dicek secara ketat," ujar Jokowi.

Ditemui terpisah, Budi menyatakan pemerintah sudah memesan vaksin cacar monyet yang sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.

Namun, berbeda dengan Covid-19, vaksin cacar monyet nanti hanya akan diberikan kepada orang-orang yang memiliki imunitas rendah, tidak ke semua orang.

Baca juga: Kenali Gejala Cacar Monyet dari Tahap Awal sampai Muncul Ruam

"Menularnya tuh susah sekali, ini jauh lebih susah dibandingkan Covid-19 jadi enggak worthed untuk semua orang dikasih vaksin cacar monyet, yang benar-benar punya imunitas rendah saja yang dikasih," kata Budi di Istana Kepresidenan.

Budi menyebutkan, penularan cacar monyet lebih mudah dihindari dibandingkan Covid-19 karena penyakit ini baru menular apabila ada kontak fisik dengan penderita, berbeda dengan Covid-19 yang menular lewat droplet.

Selain itu, cacar monyet juga baru bisa menular apabila penderitanya menunjukkan gejala bintik-bintik dan mengeluarkan cairan.

Ini juga berbeda dengan Covid-19 di mana virus dapat tertular dari penderita yang tidak menunjukkan gejala.

Cacar monyet menjadi momok yang membuat banyak orang khawatir. Untuk mencegah penyebaran monkeypox, saat ini, FDA telah menyetujui dua jenis vaksin cacar monyet. Cacar monyet menjadi momok yang membuat banyak orang khawatir. Untuk mencegah penyebaran monkeypox, saat ini, FDA telah menyetujui dua jenis vaksin cacar monyet.

"Jadi kalau sudah cacar kita masih dekat-dekatan, salam-salaman, tempel-tempelan, ya salah sendiri. Harusnya kita bisa menghindari itu dengan lebih mudah," ujar Budi.

Ia melanjutkan, vaksin cacar monyet pun berlaku seumur hodup berbeda dengan Covid-19 yang memerlukan vaksinasi penguat atau booster.

Menurut dia, masyarakat yang pernah menjalani vaksinasi cacar atau smallpox pun masih terproteksi terhadap cacar monyet.

Baca juga: Menkes: Vaksin Cacar Monyet Hanya Diberikan ke Warga Berimunitas Rendah

"Ini karena lebih segmennya khusus, kita keep untuk diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar, terutama yang imunitasnya rendah," ujar Budi.

Pemerintah juga sudah mendatangkan obat-obatan berupa antivirus meski penyakit ini disebut tidak menyebabkan kematian secara langsung, kecuali apabila terjadi infeksi sekunder atau secondary infection."Secondary infection yang paling banyak bisa membuat meninggal itu kalau dia secondary infection jadi infeksi di paru-paru, pneumonia, atau infeksi di otak, meningitis, tapi meninggalnya bukan gara-gara infeksi oleh virus," kata Budi.

Perlu booster

Kendati demikian, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menilai perlu ada vaksinasi booster bagi masyarakat, terutama yang memiliki kontak langsung dengan penderita cacar monyet.

"Saya mengambil sikapnya begini, kalau sudah lebih dari 3 tahun ya harusnya booster. Kalau sudah lebih dari 3 tahun dan dia dalam kasus kontak, harusnya booster," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa.

Ia mengungkapkan, tidak ada jaminan bahwa masyarakat yang sudah mendapat vaksin cacar lebih dari 3 tahun yang lalu terhindar dari penularan.

Baca juga: Menkes: Orang Kelahiran 1980 ke Bawah Terproteksi dari Cacar Monyet

Ini berbeda dengan pernyataan Budi yang menyebut masyarakat kelahiran tahun 1980 ke bawah memiliki antibodi untuk melawan virus cacar monyet karena sudah mendapat vaksin cacar.

Faktanya, kata Dicky, 9 persen orang yang terinfeksi cacar monyet pernah mendapat vaksin cacar akibat virus variola atau smallpox.

Menurut dia, tidak ada salahnya untuk mengakses vaksinasi booster. Apalagi vaksin smallpox yang digunakan di banyak negara saat ini memproteksi 85 persen penyakit cacar monyet.

"Nah ini harus menjadi kehati-hatian, jangan sampai terjadi rasa aman semu di antara orang-orang (yang sudah mendapat vaksin cacar) sehingga mereka merasa sudah aman. Yang paling penting adalah melakukan upaya pencegahan jadi tidak merasa aman," ucap Dicky.

Kondisi pasien cacar monyet di Indonesia

Sementara itu, kondisi pasien cacar monyet perdana di Indonesia yang terdeteksi pada akhir pekan lalu disebut membaik.

"Keadaannya membaik. Saat ini sedang dilakukan kontak tracing (pelacakan)," kata Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Nadia menuturkan, Kemenkes terus melakukan pelacakan, terutama pada orang yang memiliki kontak erat dengan pasien.

Menurut Nadia, orang yang kontak erat (suspek) dengan penderita belum menunjukkan gejala penularan apapun.

Namun, pihaknya bakal terus memonitor kasus suspek mengingat masa inkubasi virus bisa lebih dari tiga pekan.

"Sampai saat ini kontak erat belum ada gejala, tapi kita tunggu karena masa inkubasi bisa sampai 3 minggu, ya. Walau rata-rata 5-14 hari dari kontak langsung," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com