Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan 4 Negara G20 akan Bangun Pusat Manufaktur Vaksin, Terapi, dan Diagnostik

Kompas.com - 22/08/2022, 19:55 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Indonesia bersama dengan empat negara anggota G20 berencana membangun pusat penelitian kolaboratif dan memperkuat pusat manufaktur vaksin. Empat negara tersebut, yakni Argentina, Brazil, India, dan Afrika Selatan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, upaya kolaboratif ini akan melibatkan semua negara anggota G20 dan organisasi internasional.

Baca juga: Persiapan G20 di Belitung, Menteri Suharso Minta Tim Dokter Diverifikasi

Inisiatif pun berfokus pada pembangunan penelitian dan kapasitas produksi di negara-negara anggota G20 berpenghasilan menengah. Sebab pada masa pandemi Covid-19, ada kesenjangan kapasitas setiap negara dalam menghadapi pandemi, yang dapat memperlambat kesiapsiagaan dan respons terhadap Covid-19.

"Untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya dan ancaman kesehatan global, setiap negara harus memiliki akses dan kapasitas untuk mengembangkan vaksin, terapi, dan diagnostik (VTD) terlepas dari status ekonomi dan geografisnya," ujar Budi dalam siaran pers, Senin (22/8/2022).

Budi mengungkapkan, sejatinya banyak platform teknologi pembuatan vaksin telah dikembangkan, termasuk mRNA, viral vector, adjuvanted protein sub unit, dan inactivated vaksin, khususnya dengan efektivitasnya yang tinggi.

Akan tetapi, sebagian besar vaksin mRNA dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan farmasi di negara berpenghasilan tinggi.

Baca juga: Kemlu China Belum Mau Konfirmasi Kehadiran Xi Jinping dalam KTT G20 di Bali

Adapun dalam meningkatkan akses global dan kapasitas produksi, berbagi pengetahuan, pengembangan kapasitas, dan transfer teknologi di antara negara-negara G20 sangat penting.

Salah satu contoh yang berhasil adalah produksi Molnupiravir - antivirus Covid-19 oral di negara berpenghasilan menengah ke bawah yang diaktifkan oleh The Medicines Patent Pool (MPP) Facility.

"Model seperti itu penting untuk memungkinkan transfer teknologi untuk kesiapsiagaan pandemi," ucap Budi.

Sementara itu terkait dengan perluasan pusat pembuatan vaksin, terapi, dan diagnostik global di negara berpenghasilan menengah ke bawah, menteri Kesehatan negara-negara G20 pada 2021 sepakat bahwa imunisasi Covid-19 harus diakui secara global.

Kesepakatan itu menyiratkan bahwa semua negara memiliki akses yang adil dan setara terhadap vaksin.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Desa Wisata Sudaji Akan Dikunjungi Delegasi KTT G20

Selain fokus pada vaksin, Budi menyebut, negara anggota G20 harus memastikan akses dan kapasitas yang adil dalam pengembangan diagnostik dan terapi untuk memungkinkan akses yang lebih baik dalam menghadapi pandemi di masa depan.

Terkait jaringan ilmuan global di bidang kedaruratan kesehatan masyarakat, negara-negara sepakat untuk mengembangkan upaya mitigasi terlebih dahulu sebagai percepatan pengendalian dan pengumpulan patogen yang menyebar secara eksponensial.

"Dengan demikian, sangat penting untuk membangun dan memperkuat jaringan kolaboratif ilmuwan di bidang yang terkait dengan kedaruratan kesehatan masyarakat," jelas Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com