Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2022, 14:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah untuk menyiapkan vaksin cacar monyet, menyusul sudah terdeteksinya virus tersebut di Tanah Air.

Dicky menuturkan, vaksin tersebut perlu diberikan bagi orang-orang yang suspek setelah kontak langsung dengan penderita dalam jangka dua pekan ke belakang.

"Kontak ini di bawah 2 minggu misalnya, kontak terakhir dengan yang positif monkeypox supaya dia juga tidak mengalami gejala yang berat atau fatal termasuk kemungkinan dia lebih menularkan, itu harus segera divaksin," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2022). 

Baca juga: Sebut Cacar Monyet Lebih Susah Menular, Menkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir

Namun Dicky menuturkan, tidak semua masyarakat perlu mendapat vaksin cacar monyet. Itu karena penularannya jauh berbeda dengan Covid-19.

Penularan cacar monyet bukan lewat udara, tetapi melalui kontak langsung dengan penderita. Saat ini pun, kasus cacar monyet belum akan menyebar seperti pandemi Covid-19.

"Untuk masyarakat, tidak harus vaksinasi. Saat ini belum (harus) vaksinasi," ujarnya.

Dicky bilang, strategi penanganan cacar monyet sama dengan penanganan cacar yang disebabkan oleh infeksi virus variola (smallpox). Vaksinasi hanya diberikan pada orang yang memiliki kontak erat dengan penderita.

"Jadi strategi monkeypox itu sama dengan smallfox. Tidak semua masyarakat divaksinasi. Umumnya adalah yang kasus kontak saja, yang berisiko tinggi. Jadi tidak harus semua dan itu berhasil, efektif," sebutnya.

Sebagai informasi, saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 10.000 vaksin cacar monyet menyusul ditemukannya kasus cacar monyet pertama di Indonesia.

Sebanyak 10.000 vaksin tersebut akan disalurkan pada penderita cacar monyet dan mereka yang pernah melakukan kontak erat dengan penderita. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kemenkes, Syahril.

"Ada sekitar 10.000 vaksin kita adakan," ujar Juru Bicara Kemenkes Syahril dalam konferensi pers virtual, Sabtu (20/8/2022).

Baca juga: Menkes Ungkap Ada Jenis Cacar Monyet yang Fatal, Indonesia Termasuk yang Mana?

Adapun proses pengadaan vaksin cacar monyet akan melalui rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sedang dilakukan uji klinis.

Kendati cacar monyet sudah menjadi bencana global, Syahril mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) belum memberikan rekomendasi massal.

"Untuk sementara ini WHO belum memberikan rekomendasi vaksinasi massal sebagaimana halnya Covid. Jadi ada 2 atau 3 negara yang sudah melakukan vaksinasi dan kita juga sudah berproses untuk pengadaan," tutur Syahril.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com