Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hamid Awaludin

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.

Kekuatan Doa Seorang Ibu

Kompas.com - 21/08/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEPADA Irjen Pol F Sambo
Mohon Anda menyimak penggalan kisah singkat ini.

Rosti Simanjuntak, wanita paruh baya, berlutut penuh histeris, memeluk peti jenazah putranya, Brigadir Yoshua, jantung hati dan bintang kejoranya.

Ia histeris karena marah menerima kenyataan hidupnya. Putranya sudah terbunuh, ia pun tidak diperkenankan menyaksikan wajah dan sekujur tubuh putranya yang sudah jadi jazad itu.

Ia seolah pasrah, tapi ia yakin doanya mengalir ke Yang Di Atas. “Tuhan, berikan keadilan kepada putraku.”

Doa Rosti terkabul, hanya beberapa minggu setelah itu, keadilan Tuhan sudah menindih Anda bersama istri dan sejumlah orang yang Anda peralat. Jangan pernah remehkan doa seorang ibu.

Ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak usai berdoa di makam Brigadir J menangis histeris saat proses ekhumasi makam Brigadir J, Rabu (27/7/2022).KOMPAS.com/SUWANDI Ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak usai berdoa di makam Brigadir J menangis histeris saat proses ekhumasi makam Brigadir J, Rabu (27/7/2022).
Ironi, sadis, brutal, dan biadab. Hanya itu yang bisa menggambarkan perilaku Anda. Ironi karena Anda semestinya menegakkan hukum, tetapi justru Anda mempreteli hukum.

Sadis, brutal dan biadab karena Anda membunuh putra Rosti secara tidak beradab. Penuh tipu daya. Surplus dengan kelicikan.

Metode pembunuhan yang Anda lakukan terhadap Joshua, pun melampaui batas-batas akal sehat dan menyata-nyayat hari nurani dan kesadaran kemanusiaan kita. Too much and unforgiven. Cannot be condoned, but to be condemned.

Dari awal saya tak pernah percaya alibi Anda mengenai soal aktivitas orang dewasa itu. Tidak pernah bawahan memperkosa atasan. Yang terjadi justru sebaliknya.

Anda telah membunuh secara sadis Yoshua, lalu Anda fitnah lagi Joshua yang tidak mampu membela diri lagi. Ini berkaitan dengan kerakusan belaka.

Saya pun teringat, peribahasa orang Sulawesi Selatan: “Ngowa pammulana. Cecceng tengngana. Sappu riwale cappanna.” Awalnya adalah keserakahan. Di tengahnya adalah penumpukan. Lalu berahir dengan kebangkrutan. Anda masuk dalam jeratan falsafah ini. No way out.

Sejak semula saya selalu meyakini, pembunuhan tersebut dilakukan karena Joshua, sebagai ajudan, banyak tahu tentang kerakusan Anda, mengumpul uang-uang secara illegal.

Bukan hanya itu, Joshua juga mungkin banyak paham tentang ke mana uang itu mengalir setelah dikumpul.

Pengetahuan tersebut bisa membahayakan dan menjerat Anda dan melibatkan banyak orang. Maka, membunuh Joshua secara keji, adalah cara terbaik menyelamatkan kejahatan Anda.

Satu per satu alibi Anda bersama istri, untuk melindungi kejahatan, rontok dan terbantahkan. Seiring dengan berjalannya waktu dan mengalirnya doa Rosti tentang keadilan Tuhan pada anaknya, kedok siapa sesungguhnya Anda, kian terbuka.

Selubung kehebatan Anda sebagai abdi negara, terkuak dan justru mempermalukan diri Anda sendiri. Juga mempermalukan lembaga kepolisian, institusi yang membesarkan Anda.

Pelajaran buat Polisi

Dari berita-berita yang beredar, jumlah uang yang ditemukan dan ditelusuri sehubungan dengan kasus Sambo di atas, luar biasa.

Nyaris melumpuhkan akal waras kita. Ini terjadi karena Sambo memiliki kekuasaan yang luar biasa melalui posisinya sebagai ketua satgas khusus.

Ia bisa merambah ke mana-mana, terutama sektor perjudian dan narkotika. Lord Acton sangat benar: “Power tends to corrupt. Absolute power corrupts absolutely.”

Kewenangan inilah yang membutakan nurani Sambo. Sayup-sayup saya dengar, posisi yang sangat super itu, membuat kalangan internal polisi sendiri, para kolega dan senior Sambo, sangat gerah, dan sudah bisik berbisik negatif tentang Sambo.

Satuan-satuan tugas khusus yang bertebaran di berbagai lembaga negara, termasuk polisi, memang rentan disalahgunakan karena sulit dikontrol.

Pemegang kekuasaan dalam satuan-satuan tugas khusus itu, selalu melindungi diri dengan dalil kekhususan.

Siapa pun yang diberi kewenangan dalam satuan tugas khusus, pasti memang cenderung berbuat dan berperilaku menyimpang lantaran kekhususan tersebut. Pemegang amanah satuan tugas khusus merasa superior.

Karena itu, cenderung menerabas dan merambah kian ke mari. Orang menyebut perilaku seperti ini sebagai excessive power (berlebihan).

Saya sangat hormat kepada Komaruddin Simanjuntak, yang sedari awal, gigih membongkar tuntas kasus ini.

Beruntung juga Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dengan kecekatan tinggi, berihtiar membuka kasus ini seterang-terangnya.

Kita tahu semua, belum pernah kita memiliki skandal dalam tubuh polisi, sedahsyat dengan kasus Sambo ini. Sudah lebih 80 orang anggota polisi yang ditengarai terlibat. Luar biasa kan?

Saya membayangkan dan mengharapkan, kasus uang-uang yang tersebut, sebaiknya tidak ditangani oleh Lembaga kepolisian. Ada baiknya ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Aturan main memang menegaskan bahwa kasus yang sudah mulai ditangani oleh lembaga penegakan hukum, KPK tidak perlu turun tangan menanganinya lagi.

Namun, bila penegak hukum yang menangani kasus tersebut mau menyerahkannya kepada KPK, bisa saja. Ini tergantung kebijakan dan keputusan lembaga penegak hukum tersebut.

Maka, untuk menghindari sak wasangka dan meminimalkan kecambah fitnah, ada baiknya lembaga kepolisian menyerahkan masalah uang-uang yang ditengarai berkaitan dengan Sambo itu, kepada KPK.

Masalahnya, besar kemungkinan, uang-uang yang dikumpulkan Sambo atau timnya itu, bukan sekedar ditumpuk untuk kepentingan diri mereka semata.

Bisa saja mengalir ke mana-mana. Desas desus aliran-aliran uang itu bisa kian memperburuk citra lembaga kepolisian.

Selain menepis kemungkinan kecurigaan dan fitnah itu, menyerahkan kasus uang tersebut ke KPK, bisa meringankan beban kepolisian.

Apalagi, tetangkel kasus pidana pembunuhan Joshua an sich, sangat menggurita. Kepolisian sebaiknya memfokuskan diri saja menanagani kasus pembunuhan tersebut. Jangan ada teka teki yang berkepanjangan.

Doa Ibu Rosti Simanjuntak, patut kita takuti semua. Saya tiba-tiba teringat bait lagu Broery Pesolima: bersama Dewi Yul: “Jangan Ada Dusta Di Antara Kita.”

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Nasional
Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Nasional
Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Nasional
Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Nasional
Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah 'Clear', Diserahkan pada Ketua Umum

Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah "Clear", Diserahkan pada Ketua Umum

Nasional
Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal 'Drop' di Yordania

Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal "Drop" di Yordania

Nasional
RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

Nasional
Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Nasional
Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Nasional
Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Nasional
Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Nasional
Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Nasional
Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com