Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek: 142.000 Sekolah Terapkan Kurikulum Merdeka secara Mandiri

Kompas.com - 16/08/2022, 17:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melaporkan sudah ada sekitar 142.000 sekolah di Indonesia yang bersedia menggunakan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2022/2023.

Koordinator Pengembangan Kurikulum, Pusat Kurikulum, dan Pembelajaran Kemendikbud Ristek Yogi Anggraena mengatakan, sekolah tersebut adalah satuan pendidikan di bawah kementerian yang mendaftar secara mandiri/sukarela.

"Di tanggal 11 Februari-30 April sudah ada 142.000 satuan pendidikan yang memilih dan mendaftar kurikulum merdeka secara mandiri," ucap Yogi dalam webinar Kurikulum Merdeka di Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Yogi mengungkapkan, Kemendikbud Ristek sudah membuka pendaftaran pengaplikasian Kurikulum Merdeka kepada sekolah yang sudah siap mengimplementasikan. Kurikulum ini rencananya juga akan diberlakukan secara nasional pada tahun 2024-2025.

Baca juga: Kurikulum Merdeka SMA, Siswa Pilih Mata Pelajaran Sesuai Minat-Bakat

Dia menyebutkan, kurikulum ini sudah diuji coba terbatas pada 2021 melalui Program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Tercatat, ada 2.500 sekolah yang mengikuti program sekolah penggerak dan 901 sekolah yang mengikuti SMK PK.

"Tahun ini diperbanyak, ditambah 300-an (sekolah tergabung dalam program) SMK PK dan (yang mengikuti program) Sekolah Penggerak di 7.000-an (sekolah). Sehingga tahun ini (sudah) 10.000-an (sekolah) yang melalui program dan kurang lebih 140.000 (sekolah) yang melalui jalur mandiri," tutur Yogi.

Yogi menjelaskan, ada perbedaan yang mendasari sekolah mengimplementasi Kurikulum Merdeka melalui jalur program atau jalur mandiri, mengingat kurikulum ini baru diberlakukan bagi sekolah yang sudah siap.

Untuk jalur program, Kemendikbud menyeleksi pimpinan sekolah. Lalu setelah terpilih, pihaknya akan memfasilitasi pelatihan dan pendampingan kepada sekolah tersebut untuk menggunakan Kurikulum Merdeka.

Sedangkan untuk jalur mandiri, Kemendikbud Ristek tidak memberikan pelatihan dan pendampingan.

Baca juga: Nadiem Minta Mahasiswa Kampus Mengajar Bantu Guru di Daerah Terapkan Kurikulum Merdeka

"(Bagi yang mendaftar secara) Sukarela, kita tidak melakukan seleksi. Siapa pun yang tertarik, silakan gunakan (Kurikulum Merdeka), kita tidak lakukan pendampingan. Jadi yang 142.000 sekolah itu kita tidak melakukan pelatihan," ucap Yogi.

Lebih lanjut, Yogi menuturkan, Kurikulum Merdeka sendiri rencananya diberlakukan secara nasional pada tahun 2024-2025.

Adapun pada tahun 2022-2024, sekolah masih bisa memilih 3 kurikulum yang berbeda, yakni kurikulum 2013, kurikulum 2013 yang disederhanakan (kurikulum darurat), dan kurikulum merdeka.

"Baru direncanakan di tahun 2024 nanti akan ada kebijakan passing in (Kurikulum Merdeka) dan passing out (Kurikulum 2013). Tahun ini masih fokus pembenahan pembelajaran," ucap dia.

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim pernah mengatakan, inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar.

Konsep ini dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.

Baca juga: Pada Implementasi Kurikulum Merdeka, Ini 5 Miskonsepsi yang Harus Diluruskan

Misalnya, jika dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama.

Kemudian, anak juga tidak bisa dipaksakan mempelajari suatu hal yang tidak disukai. Kurikulum Prototipe akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah.

Sementara menurut Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com