Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan: Gotong Royong Kunci Pemulihan dari Pandemi Covid-19

Kompas.com - 16/08/2022, 10:52 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menyatakan, gotong royong merupakan kunci pemulihan pasca-pandemi Covid-19 di Indonesia.

Puan menyebutkan, selama masa pandemi Covid-19 bangsa Indonesia menciptakan gerakan gotong royong yang masif di mana masyarakat saling tolong-menolong dengan kesadarannya sendiri.

"Gerakan itu terjadi hampir di seluruh penjuru negeri. Gotong royong dalam skala besar ini saya yakini menjadi salah satu kunci utama kekuatan pemulihan sosial dan ekonomi pasca-pandemi bangsa Indonesia," kata Puan saat berpidato di Sidang Tahunan MPR 2022, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Pantun Bamsoet di Sidang Tahunan MPR: Capres Tak Perlu Bimbang, Pesan Presiden Ojo Kesusu

Puan pun menyampaikan rasa syukurnya karena pandemi Covid-19 dapat ditangani dengan baik berkat kerja sama dan gotong royong semua pihak.

Bahkan, kata Puan, data Johns Hopkins University menyebut Indonesia sebagai salah satu negara terbaik di dunia dalam menangani Pandemi Covid-19.

"Inilah hasil Kerja Bersama kita, gotong royong melawan Pandemi Covid-19," ujar dia.

Baca juga: Cerita Pembuatan Baju Adat yang Dipakai Jokowi: Dibuat Kilat 3 Hari, Diantar Kurir Khusus

Politikus PDI-P itu pun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berada di garis terdepan menghadapi ancaman pandemi Covid-19, yakni para tenaga kesehatan, aparat TNI/Polri, Satuan Tugas Covid-19, dan para relawan kemanusiaan.

"Kemampuan kita dalam menghadapi Pandemi Covid-19, semakin membuktikan bahwa kekuatan gotong royong, kerja bersama, saling bantu membantu, hulupis kuntul baris, yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia," kata Puan.

Dia menambahkan, semua pihak mesti bersukur karena bangsa dan negara Indonesia tetap dapat bersatu dalam menghadapi situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

Puan menyebutkan, pemerintah negara pun tetap dapat menjalankan tugas untuk melindungi dan menyejahterakan rakyat.

"Kita telah berada selama 29 bulan dalam situasi pandemi Covid-19 dan kini kita mulai memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi, yang tetap perlu terus diwaspadai," ujar Puan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com