Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah Dinilai Cocok Dampingi Prabowo pada 2024, Punya "Quadruple Power"

Kompas.com - 12/08/2022, 15:13 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Trias Politika Agung Baskoro menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bakal unggul jika menggandeng Khofifah Indar Parawansa menjelang Pemilihan Presiden 2024.

Menurut Agung, Khofifah adalah sosok politikus yang tepat untuk mendampingi Prabowo, selain Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau kerap disapa Cak Imin.

Akan tetapi, kata Agung, Khofifah mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan dengan Cak Imin.

"Karena Khofifah mewakili 'quadruple power', hal utama dalam politik Indonesia. Perempuan, Jawa, NU, dan Islam," kata Agung saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/8/2022).

Baca juga: Prabowo Diharapkan Beri Jawaban Siap Maju Capres 2024

Maksud Agung adalah Khofifah sebagai politikus perempuan juga mewakili etnis Jawa. Dalam konteks pilpres dan pemilihan umum, pertarungan untuk memperebutkan suara di Jawa sangat ketat.

Apalagi, Gerindra mempunyai basis pemilih di Jawa Barat, sedangkan PKB sangat dominan di Jawa Timur.

Selain itu, Khofifah juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama yang dihormati serta wujud seorang politikus Muslimah. Hal-hal itu yang menurut Agung bisa menjadi daya tarik dan faktor pembeda sekaligus keunggulan Khofifah.

Agung mengatakan, jika Prabowo berpasangan dengan Khofifah dalam Pilpres 2024 maka kemungkinan besar bakal unggul dari para pesaingnya dalam beberapa segi.

"Munculnya Khofifah sebagai cawapres bisa menghantarkan keunikan atau diferensiasi tadi dalam pasangan ini, sehingga lawannya kelak akan mendapat perlawanan hebat baik dalam konteks Ganjar, Anies, atau siapa pun," ucap Agung.

Menurut Agung, Prabowo harus belajar dari dua pilpres sebelumnya, yakni 2014 dan 2019.

Dia mengatakan, seharusnya Prabowo bisa memetik pelajaran mengapa dia kalah dalam dua ajang pilpres itu.

Agung mengatakan, salah satu faktor yang membuat Prabowo kalah dalam dua pilpres itu adalah keputusannya memilih pendampingnya.

"Karena dalam dua  pemilu sebelumnya, Prabowo kurang tepat memilih nama," ujar Agung.

Baca juga: Alasan Partai Gerindra Ingin Usung Prabowo Kembali Jadi Capres

"Misalnya dalam konteks memilih Hatta Rajasa yang berelektabilitas rendah di 2014, dan Sandiaga Uno yang berasal dari dalam Gerindra dan elektabilitas saat 2019 belum memadai mendongkrak," lanjut Agung.

Agung menilai langkah Prabowo menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai mitra koalisi menuju Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pilpres 2024 merupakan langkah jitu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com