JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan, pihaknya tak akan membuka motif pembunuhan Irjen Ferdy Sambo terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Dedi mengatakan, hal tersebut dilakukan demi menjaga perasaan keluarga Brigadir J maupun Irjen Ferdy Sambo.
"Pak Kabareskrim menyampaikan harus menjaga perasaan dua pihak, baik pihaknya dari Brigadir Yosua maupun pihaknya dari Saudara FS," ujar Dedi saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Komnas HAM Jadwalkan Panggil Istri Ferdy Sambo Jumat 12 Agustus
Dedi menyampaikan, selain Kabareskrim Komjen Agus Andrianto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD juga menyebut bahwa motif ini sensitif.
Oleh karena itu, motif di balik pembunuhan itu baru akan dibuka di persidangan nanti.
"Ya kalau misalnya dikonsumsi ke publik nanti timbul image yang berbeda-beda," ujar dia.
Lebih jauh, Dedi mengatakan bahwa motif Sambo membunuh Brigadir J masuk ke dalam materi penyidikan yang tak boleh diungkap.
Nantinya, kata Dedi, semua materi penyidikan pasti diuji di persidangan.
"Insya Allah nanti akan disampaikan di persidangan," ujar Dedi.
Sebelumnya, Mahfud MD menyerahkan konstruksi hukum dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, ajudan eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo, kepada polisi dan kejaksaan.
Baca juga: Komnas HAM Jadwalkan Panggil Istri Ferdy Sambo Jumat 12 Agustus
Di dalamnya, konstruksi hukum itu juga menyangkut soal motif pembunuhan Brigadir J, yang sejauh ini belum diumumkan Polri.
"Yang penting sekarang telurnya sudah pecah dulu, itu yang kita apresiasi dari Polri. Soal motif, itu biar dikonstruksi hukumnya," ujar Mahfud dalam jumpa pers, Selasa (9/8/2022).
Mahfud secara spesifik menyebutkan bahwa motif dalam kasus pembunuhan Brigadir J "sensitif".
"Karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.