Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benny Mamoto Ungkap Kenapa Kronologi Kasus Kematian Brigadir J Berubah

Kompas.com - 10/08/2022, 21:26 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkapkan mengapa kronologi kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J bisa berubah dari kronologi awal yang dirilis oleh kepolisian.

Pada awal kasus ini mencuat, polisi menyebutkan bahwa Brigadir J tewas karena baku tembak dengan ajudan Irjen Ferdy Sambo lainnya, Richard Eliezer atau Bharada E.

Namun, kini kronologi kasus kematian Brigadir J berbanding terbalik dengan kronologi awal tersebut lantaran Brigadir J ternyata diduga dibunuh secara terencana.

Baca juga: Soal Motif Sambo Bunuh Brigadir J, Kabareskrim: Jangan Kepo, Pernyataan Pak Mahfud Lebih Bijak

Dalam kasus ini, ada empat orang yang ditetapkan tersangka dugaan pembunuhan berencana.

Mereka adalah Irjen Sambo, Bripka Ricky Rizal, Bharada E, dan Kuat Ma'ruf yang merupakan ART di rumah Sambo.

Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto mengatakan, pembentukan tim khusus (timsus) dan inspektorat khusus (itsus) berhasil mendalami dan mengevaluasi penanganan kasus yang sebelumnya ditangani Polres Metro Jaksel dan Polda Metro Jaya ini.

Dari situ, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencium ada ketidakprofesionalan dan penyimpangan dalam penanganan kasus kematian Brigadir J.

"Dan akhirnya Kapolri mengambil tindakan pemutasian beberapa anggota Polri," ujar Benny saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

Benny menyampaikan, mutasi para anggota polisi yang diduga tak profesional ini sangat penting dilakukan.

Dimutasinya sejumlah anggota Polri ini dilakukan dalam rangka mengatasi kendala psiko-hierarkis karena adanya hubungan atasan-bawahan dalam satuan kerja.

Baca juga: KPK Belum Bisa Publikasikan Harta Kekayaan Ferdy Sambo, Ini Alasannya

Dengan demikian, kata Benny, para saksi dan tersangka di kasus pembunuhan berencana Brigadir J tidak lagi merasa takut atau dalam tekanan sehingga bisa memberikan keterangan apa adanya.

"Inilah yang kemudian kronologi kasus menjadi berubah," ucap dia.

Benny berharap, penyidikan selanjutnya dilakukan dengan transparan dan akuntabel agar kepercayaan publik kepada Polri bisa pulih kembali.

Dia turut menyinggung penetapan tersangka Sambo. Ia meyakini penetapan tersebut sudah melalui gelar perkara dan telah ada bukti yang cukup.

"Kompolnas akan mengawal terus dan mengikuti sidang kode etik yang akan dilakukan," ujar Benny.

Baca juga: Polri Janji Umumkan Motif Sambo Perintahkan Bunuh Brigadir J

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com