Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dadang Mujiono
Akademisi FISIP Unmul/Mahasiswa S3 NUS

Dosen Hubungan Internasional Universitas Mulawarman, Samarinda

Catatan Garuda Shield 2022 dan Ketegangan di Selat Taiwan

Kompas.com - 07/08/2022, 07:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LATIHAN militer gabungan tahunan Super Garuda Shield (SGS) 2022 resmi dibuka oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada Rabu (3/8/2022), di Pusat Latihan Tempur Baturaja, Sumatra Selatan.

Dalam latihan tersebut terdapat 4.000 tentara dari 14 negara, mayoritas merupakan negara sekutu Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam berbagai pakta pertahanan dengan AS, misalnya Kanada, Perancis, India, Malaysia, Singapura, Australia dan Inggris.

Terdapat banyak aktivitas dalam latihan bersama yang diklaim sebagai latihan multinasional gabungan terbesar di Kawasan Indo-Pasifik.

Latihan tersebut mulai dari penerjunan udara trilateral antara AS, Indonesia, dan Jepang, latihan amfibi, latihan keamanan maritim, latihan operasi militer di medan perkotaan, latihan pertahanan udara, operasi udara dan latihan perebutan lapangan udara. (Kompas.com, 4 Agustus 2022)

Latihan tersebut – sesuai jadwal dilaksanakan sejak tanggal 1 hingga 14 Agustus 2022. Terdapat tiga lokasi wilayah latihan, yakni Baturaja (Sumatra Selatan), Amborawang (Kalimantan Timur) dan Pulau Batam (Kepulauan Riau).

Terlepas dari meriah dan besarnya latihan militer tersebut, pembukaan SGS pada 3 Agustus 2022, bertepatan dengan kepulangan US Speaker of the House atau Ketua DPR AS Nancy Pelosi dari Taiwan.

Kunjungan Pelosi ke Taiwan sejak 2 hingga 3 Agustus 2022, telah menimbulkan ketegangan yang makin memuncak antara Tiongkok dan AS.

Kunjungan Pelosi ke Taiwan secara otomatis telah melanggar Joint Communiqués atau Komunike Bersama antara Tiongkok dan AS pada tahun 1972, 1979, dan 1982.

Terlepas dari tanggapan bahwa Pelosi berhak pergi kemana saja sebagai warga negara AS, faktanya Pelosi masih berstatus pejabat tinggi dan simbol negara AS serta membawa perangkat negara dalam kunjungannya ke Taiwan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kunjungan Pelosi merupakan kunjungan resmi pemerintah AS.

Dalam Komunike Bersama tersebut, Tiongkok dan AS sepakat untuk saling mengakui dan menjalin hubungan diplomatik sejak 1 Januari 1979.

Lebih lanjut, AS juga mengakui Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok sebagai satu-satunya Pemerintah Tiongkok yang sah. Dalam konteks ini, masyarakat AS akan memlihara hubungan budaya, komersil, dan hubungan tidak resmi lainnya dengan rakyat Taiwan.

Khusus terkait Taiwan, komunike bersama ini mengatur bahwa Pemerintah AS mengakui posisi Tiongkok bahwa hanya ada satu Tiongkok dan Taiwan merupakan bagian dari Tiongkok.

Kedua pihak (AS dan Tiongkok) percaya bahwa normalisasi hubungan Sino-Amerika tidak hanya merupakan kepentingan masyarakat AS dan Tiongkok melainkan juga sebagai kontribusi pada perdamaian di Asia dan dunia.

Ambigu terhadap Tiongkok

Kunjungan Pelosi yang bertentangan dengan Komunike Bersama 1979 dianggap sebagai bagian dari kebijakan luar negeri AS yang ambigu terhadap Tiongkok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com