JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) meminta otoritas Filipina segera merepatriasi enam warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) yang telantar di kapal MV Sky Fortune di Tabaco, Filipina.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha menyatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila sudah menangani kasus ini sejak Maret 2022.
"Langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh KBRI Manila sejak bulan Maret yang lalu adalah meminta otoritas Filipina untuk segera merepatriasi ABK kita," kata Judha dalam press briefing Kemenlu, Jumat (5/8/2022).
Baca juga: Kemenlu Sayangkan Terjadinya Ketegangan antara China dan Taiwan
Selain itu, Kemenlu juga meminta bantuan perawatan untuk salah satu ABK yang sakit serta bantuan logistik.
Sebab, para ABK itu sudah tinggal berbulan-bulan di kapal tersebut dan tidak pernah menerima gaji.
"Kita juga telah melakukan akses kekonsuleran kepada teman-teman kru kapal di atas kapal, kita juga melakukan family engagement pada keluarga yang ada di Indonesia," kata Judha.
Ia mengeklaim, berbagai upaya koordinasi terus dilakukan untuk mempercepat proses repatriasi, salah satunya memindahkan kapal MV Sky Fortune dari wilayah Tabaco ke daerah yang lebih aman.
Baca juga: Situasi di Taiwan Menegang, Kemenlu Sebut Kondisi WNI Masih Aman
Sebab, wilayah Tabaco bukanlah wilayah yang didesain untuk pergantian kru.
Judha mengakui, ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam penanganan kasus ini, salah satunya para kru kapal tidak memiliki agensi yang bisa dimintai pertanggungjawaban.
"Mereka sign on naik di atas kapal tidak prosedural, mereka naik di tengah laut di perairan Batam sehingga mereka tidak memiliki manning agency yang bisa kita minta pertanggungjawabannya," ujar dia.
"Kemudian ada juga tuntutan ganti rugi ganguan pengiriman kapal di mana kapten kapal dianggap bertanggung jawab terkait dengan hal ini," imbuh Judha.
Baca juga: Kemlu Tindak Lanjuti Laporan Soal 149 Buruh Migran Disebut Meninggal di Tahanan Imigrasi Sabah
Menurut Judha, pihak Filipina tengah mencari lokasi untuk memindahkan kapal sehingga pergantian kru dapat segera dilakukan serta memudahkan pemberian logistik dan penanganan kesehatan.
"Mudah-mudahan kita bisa melihat beberapa perkembangan baik dalam beberapa waktu ke depan," kata Judha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.