Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen Pemerintah dan DPR soal Anggaran Pemilu Diminta Segera Direalisasikan

Kompas.com - 03/08/2022, 13:49 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Kata Rakyat Alwan Ola Riantoby meminta semua pihak mempertanyakan komitmen DPR dan pemerintah terkait anggaran Pemilu 2024 sebesar Rp 76,6 triliun yang sudah disepakati, namun hingga kini belum terealisasi.

Sebab, belakangan muncul persoalan terkait persiapan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang tidak optimal karena anggaran tersebut macet di Kementerian Keuangan.

"Rasa-rasanya kesepakatan soal anggaran pemilu ini masih di atas kertas. Tentunya karena kita ketahui bersama bahwa problem saat ini adalah problem pencairan yang sudah disampaikan KPU sekitar 54 persen lagi anggaran yang belum direalisasikan," kata Alwan dalam diskusi virtual bertajuk "Anggaran Pemilu Seret, Akankah Tunda Pemilu Lagi?" Rabu (3/8/2022).

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Dukcapil-KPU Koordinasi Selesaikan Persoalan e-KTP Warga Papua yang Belum Selesai

Alwan meminta agar Pemerintah dan DPR bersama-sama untuk segera merealisasikan komitmen anggaran pemilu tersebut.

Menurut Alwan, jika problem anggaran tak kunjung selesai, bukan tidak mungkin menimbulkan kegamangan baru, seperti muncul kembali isu penundaan Pemilu 2024 atau penambahan masa jabatan presiden tiga periode.

"(Hal-hal itu) tidak sama-sama kita inginkan. Jangan sampai tahapan pelaksanaan pemilu 2024 terganggu dengan ketidaktersediaan anggaran yang pasti," jelasnya.

Dia mengatakan, pemerintah dan DPR perlu mengingat bahwa tahapan Pemilu 2024 sudah berjalan sejak 14 Juni 2022.

Bahkan, tahapan pemilu saat ini sudah memasuki masa pendaftaran partai politik calon peserta pemilu yang digelar pada 1-14 Agustus 2022.

Baca juga: Belum Separuh Anggaran KPU Cair, Persiapan Pemilu 2024 Tak Optimal

Ia menilai, tahapan tersebut membutuhkan banyak anggaran sehingga perlu menjadi perhatian pemerintah dan DPR.

"Tahapan yang banyak membutuhkan banyak anggaran yaitu tahapan pendaftaran dan verifikasi Parpol. Kalau satu tahapan itu terganggu dengan problem anggaran, maka kita juga akan khawatir dengan kepercayaan publik terhadap pelaksanaannya. Karena salah satu indikator pelaksanaan pemilu yang sukses adalah keterpenuhan anggaran," ungkapnya.

Kepada DPR, Alwan mengingatkan soal pidato Ketua DPR Puan Maharani terkait pentingnya realisasi anggaran Pemilu 2024.

Kemudian kepada pemerintah, Alwan meminta keseriusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan demokratis. Caranya, dengan pemerintah segera memenuhi ketersediaan anggaran Pemilu.

Diberitakan sebelumnya, Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan, persiapan penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak optimal karena anggaran KPU untuk penyelenggaraan tahapan Pemilu tahun 2022 macet di Kementerian Keuangan. 

Baca juga: Sisa Kebutuhan Anggaran KPU Tahun 2022 Tak Kunjung Cair

Hal ini disampaikan Hasyim dalam jumpa pers di kantor KPU RI, Jumat (29/7/2022).

"Dukungan sarana dan prasarana, operasional perkantoran, dan teknologi Informasi tidak optimal dalam pelaksanaan tahapan pemilu karena pemenuhan kebutuhan dukungan ini hanya dipenuhi sebesar 17,21 persen," ujar Hasyim kepada wartawan.

Hasyim juga menyampaikan bahwa persiapan tahapan yang bersifat multiyears (lintas tahun anggaran) pada 2023, yang seharusnya dilaksanakan mulai 2022, tidak dapat dilakukan.

"Karena anggaran yang diusulkan tidak dipenuhi oleh Kementerian Keuangan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com