Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Kriminolog soal Temuan Luka akibat Tembakan dari Belakang Kepala Tembus ke Hidung di Brigadir J

Kompas.com - 02/08/2022, 11:52 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tim dokter forensik perwakilan keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menemukan adanya dugaan luka tembakan dari kepala bagian belakang hingga menembus ke hidung.

Aiman juga mempertanyakan temuan baru tersebut. Sebab, saat polisi menyampaikan hasil otopsi yang pertama kali, tidak disebutkan bahwa luka di bagian hidung akibat dari tembakan di belakang kepala.

Saat itu, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menerangkan bahwa luka di hidung Brigadir J merupakan luka akibat gesekan proyektil dari tembakan.

Baca juga: Pengacara Keluarga Brigadir J Tak Percaya Minta Perlindungan pada LPSK, Ketua: Jangan Keliru

Aiman juga mencoba menanyakan hal tersebut ke seorang kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala.

Dalam kesempatan itu, Adrianus berpandangan penjelasan awal polisi yang telah diumumkan di awal sebelumnya masih prematur.

“Makanya prematur, dia mengatakan ricochet ya. Tentu ricochet kan merupakan satu dinamka peluru yang sudah dibuktikan dulu, apa namanya, peluru A tembak ke mana, mantul ke mana. Apa mungkin dalam waktu 3 hari yang bersangkutan sudah bisa melakukan uji balistik sehingga membuat istilah ricochet,” ujar Adrianus.

Baca juga: Soal Dugaan Keterlibatan Skuad Lama Ferdy Sambo dengan Kematian Brigadir J, Ini Kata Komnas HAM

Lebih lanjut, Adrianus juga mempertanyakan, apakah otopsi yang pertama dilakukan telah merekam semua yang ada di jenazah Brigadir J atau tidak.

Selanjutnya, ia menilai, jika hasil otopsi pertama sudah merekam semua hal terkait jenazah Brigadir J, seharusnya informasi soal luka tembakan dari kepala belakang hingga hidung juga dimunculkan.

“Harusnya dimunculkan ya. Nah, masalahnya apakah itu muncul dan ada dalam surat keterangan, tapi tidak dibunyikan oleh Kapolres. Ini kan dua hal beda nih,” ujarnya.

Selain itu, ia berpesan agar semua pihak menunggu hasil dari digital forensik, kedokteran forensik, atau balistik forensik dari kasus itu.

Baca juga: Bharada E dan Istri Ferdy Sambo Minta Perlindungan, Pengacara Keluarga Brigadir J Tak Percaya LPSK

Adrianus juga berharap pengusutan kasus Brigadir J dapat dilakukan tanpa harus bergantung dengan cerita awal yang menyebutkan Brigadir J tewas akibat baku tembak.

“Lalu, diramu oleh para penyidik apa yang sebetulnya terjadi tanpa harus bergantung pada cerita pertama. Kemudian, ada kemungkinan hasilnya bisa berbeda,” ucapnya.

Adapun Brigadir J tewas di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta, pada 8 Juli 2022.

Saat pertama kali merilis kasus tersebut, pihak kepolisian menyebutkan, Brigadir J tewas akibat baku tembak yang terjadi dengan Richard Eliezer atau Bharada E.

Baca juga: Pengacara: Dokter Perwakilan Keluarga Catat Banyak Luka di Jenazah Brigadir J

Namun, pihak keluarga menduga Brigadir J sempat mengalami penganiayaan dan dibunuh secara berencana.

Dugaan pihak keluarga tersebut berdasarkan adanya luka selain tembakan yang terlihat di jenazah Brigadir J.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com