KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) terus berupaya kembangkan pembudidayaan rumput laut Euchema cottonii di Kabupaten Mamuju.
Untuk menunjang pembudidayaan tersebut, Kementerian KP melalui Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar Pelatihan Budi Daya Rumput Laut Euchema Cottonii di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Pelatihan tersebut langsung diberikan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung dihadapan 300 pembudidaya rumput laut di Kabupaten Mamuju.
Adapun materi di dalam pelatihan tersebut, antara lain mengenai pemilihan lokasi, penyiapan bibit rumput laut, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, dan pemanenan rumput laut.
Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta mengatakan, rumput laut menjadi salah satu komoditas ekspor yang paling diunggulkan di Indonesia. Oleh karena itu, produktivitas dari rumput laut perlu untuk ditingkatkan, mengingat perkembangan permintaan pasar global terus meningkat.
“Rumput laut jenis Euchema Cottonii di Mamuju merupakan salah satu potensi ekspor yang besar. Besar harapan dengan adanya pelatihan ini dapat mengolah sumber daya alam (SDA) yang luar biasa ini menjadi lebih meningkat untuk naiknya perekonomian daerah,” ungkap Nyoman dalam keterangan persnya, Kamis (28/7/2022).
Baca juga: Kementerian KP Gandeng FAO Kembangkan Smart Fisheries Village di Sumsel
Hal itu dikatakan oleh Nyoman dalam acara pelatihan Budi Daya Rumput Laut Euchema Cottonii di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (22/7/2022) hingga Sabtu (23/7/2022).
Adapun pelatihan tersebut selain mendukung program prioritas Kementerian KP juga untuk menjalankan arahan dari Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono.
Menteri Sakti mengatakan, pihaknya mendorong peningkatan produksi rumput laut yang ada di Indonesia. Hal itu dikarenakan potensi yang dimiliki Indonesia begitu besar, tetapi pemanfaatan yang ada belum dilakukan secara optimal.
Maka dari itu, BRSDM melakukan penyiapan sumber daya manusia (SDM) unggul, salah satunya melalui pelatihan untuk mendukung upaya peningkatan budidaya rumput laut.
Baca juga: Kinerja BRSDM Periode 2021 Lampaui Target, Kementerian KP Akselerasikan Program Riset dan SDM 2022
Hal senada juga disampaikan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Puslatluh) Kementerian KP Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, rumput laut Euchema cottonii memiliki berbagai keunggulan tersendiri. Ia berharap pelatihan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta.
“Rumput laut ini memiliki banyak keunggulan, antara lain mudah dibudidayakan, memiliki masa budi daya yang lebih pendek, biaya operasional yang tidak terlalu besar, tidak merusak lingkungan serta mudah dipasarkan.
“Saya berpesan untuk Bapak dan Ibu jangan ragu dalam bertanya. Salah satu yang harus ditanyakan kepada pelatih adalah cara menanggulangi penyakit ice-ice pada rumput laut. Harapannya untuk ke depan, para peserta ini bisa membudidayakan Euchema cottonii dengan perkembangan teknologi terkini,” jelas Lilly.
Apresiasi juga datang dari Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Suhardi Duka. Ia mengatakan, Mamuju memiliki potensi rumput laut yang besar, tetapi ada bahaya hama penyu yang berpotensi mengurangi hasil panen rumput laut.
Baca juga: Peringati Hari Laut Sedunia, Kementerian KP Genjot Budi Daya Rumput Laut di Wakatobi
Maka dari itu, pelatihan ini diharapkan bisa memberikan solusi dalam mengatasi masalah tersebut dengan memasang jarring pada wilayah budi daya rumput laut.