JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyebut, warga negara asing (WNA) yang diamankan Satgas Marinir XXVIII Ambalat bukan intelijen asing.
WNA tersebut sebelumnya ditangkap karena diduga melakukan spionase di perbatasan Indonesia dan Malaysia, tepatnya di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (20/7/2022).
“Itu bukan intel (intelijen), ini masih dalam pendalaman,” kata Yudo kepada awak media di Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Tangerang, Banten, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Ini Alasan 3 Warga Asing Pemotret Obyek Vital di Kaltara Belum Dikenakan Pasal Spionase
Yudo menjelaskan, WNA tersebut sebelumnya mendatangi perbatasan Indonesia dan Malaysia menggunakan kendaraan roda empat.
Satgas Marinir XXVIII Ambalat yang mengetahui aktivitas mereka kemudian menghentikan kendaraan para WNA itu.
Saat dihentikan, petugas menanyakan tujuan mereka mendatangi lokasi. Namun, para WNA tersebut justru tidak bisa menjawab pertanyaan petugas.
“Bingung dia enggak bisa jawab,” ujar Yudo.
Selanjutnya, petugas mengamankan para WNA tersebut.
Baca juga: Sejumlah Pengakuan Janggal 3 Warga Asing Diduga Mata-mata, yang Potret Obyek Vital di Kaltara
Ketika ditangkap, Yudo menuturkan, para WNA tersebut memiliki dokumen seperti paspor.
Kini, WNA yang diamankan tersebut sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak Imigrasi setempat.
“Jadi untuk menentukan spionase, orang intel sebagainya, belum. Sehingga saya belum bisa memutuskan itu. Sekarang ini di Imigrasi ya kita dampingi dari aparat intelijen kita,” imbuh dia.
Sebelumnya, Satgas Marinir Ambalat XXVIII mengamankan tiga WNA dari Malaysia dan China karena diduga melakukan spionase.
Mereka adalah LBS (39) warga Jalan Batu 2 Apas 91000 Tawau, Sabah, Malaysia.
HJK (40) beralamat di 26 Reservior Garden PH 1 38300 Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia dan JDB (45), warga Provinsi Shanxi, China.
Baca juga: Kronologi TNI AL Tangkap 6 Orang Diduga Intelijen Asing di Kaltara
Selain itu, Satgas Marinir Ambalat XXVIII juga mengamankan tiga warga negara Indonesia.