JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis hakim menunda pembacaan vonis terhadap Teddy Tjokrosapoetro yang sedianya digelar hari ini, Rabu (27/7/2022).
Adapun Teddy merupakan terdakwa kasus korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) (Persero).
Penundaan dilakukan lantaran majelis hakim yang mengadili kasus ini masih menuntaskan penyusunan berkas putusan perkara tersebut.
"Setelah kami pelajari berkas perkara, masih banyak yang harus didalami," ujar Ketua Majelis Hakim IG Eko Purwanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat.
Baca juga: Bacakan Pleidoi, Teddy Tjokrosapoetro Bantah Terlibat Korupsi di Asabri
Eko menyampaikan bahwa majelis hakim masih membutuhkan waktu untuk melakukan musyawarah terkait uraian putusan.
Dengan demikian, sidang dengan nomor perkara 7/Pid.Sus-TPK/2022/PN Jkt.Pst itu bakal dilanjutkan pada Rabu, (3/8/2022) mendatang.
"Kita tunda satu pekan, Rabu, 3 Agustus 2022, pukul 10.00 WIB," kata hakim Eko.
Adapun dalam persidangan ini, Teddy hadir secara virtual karena tengah dalam kondisi sakit. Majelis hakim pun meminta Teddy hadir di persidangan berikutnya bila sudah sehat.
"Mohon maaf yang mulia saya masih belum fit, izin mengikuti sidang secara daring," kata Teddy.
Baca juga: PN Tipikor Jakarta Gelar Sidang Putusan Teddy Tjokrosapoetro Hari Ini
Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) menilai Teddy terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dakwaan primer dan subsider.
Teddy dinilai terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut sebagaimana dakwaan primer Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-undang (UU) Nomor 31 Tahun penjara 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
“Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Teddy Tjokrosapoetro dengan pidana penjara selama 18 tahun penjara dikurangi selama terdakwa berada di dalam tahanan,” ucap jaksa di Tipikor Jakarta Pusat, Senin (11/7/2022).
Selain itu, jaksa juga menilai Teddy secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) sebagai dakwaan kedua primer.
Tak hanya pidana badan, jaksa juga menuntut majelis jakim menjatuhkan pidana denda terhadap Teddy Tjokrosapoetro sebesar Rp 5 miliar subsider selama 1 tahun kurungan.
“Menjatuhkan pidana tambahan berupa membayar uang pengganti terhadap terdakwa Teddy Tjokrosapoetro sebesar Rp 20.832.107.126,” ucap jaksa.
Baca juga: Kasus Asabri, Teddy Tjokrosapoetro Dituntut 18 Tahun Penjara