Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2022, 01:00 WIB
Issha Harruma

Penulis

KOMPAS.com – Berdasarkan tingkat perkembangannya, desa dibagi menjadi tiga jenis, yakni desa swadaya, swakarya dan swasembada.

Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, klasifikasi ini akan mempengaruhi susunan organisasi pemerintah desa.

Lalu, bagaimanakah desa swadaya, swakarya dan swasembada itu?

Berikut penjelasannya.

Baca juga: Perbedaan Desa dan Kelurahan

Desa swadaya

Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu namun belum dikelola dengan sebaik-baiknya.

Desa swadaya merupakan desa terbelakang yang kekurangan sumber daya manusia maupun dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada.

Biasanya, desa swadaya terletak di wilayah yang jauh dari kota, kehidupan masyarakatnya masih tradisional, serta tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Adapun ciri-ciri desa swadaya, yakni:

  • Lokasi desa terpencil atau daerahnya terisolir dari daerah lain;
  • Penduduknya masih jarang;
  • Penduduknya masih memegang teguh adat istiadat;
  • Lembaga sosial yang ada masih sederhana;
  • Tingkat pendidikan dan produktivitas masyarakat rendah;
  • Kegiatan penduduk dipengaruhi dan bergantung pada alam;
  • Masyarakat cenderung tertutup dari pihak luar;
  • Sistem perhubungan dan transportasi kurang berkembang;
  • Mayoritas mata pencarian penduduk sebagai petani;
  • Lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik;
  • Administrasi belum dilaksanakan dengan baik;
  • Teknologi masih rendah; dan
  • Hubungan antarmanusia sangat erat.

Desa swakarya

Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada. Desa jenis ini dianggap lebih berkembang dibandingkan desa swadaya.

Desa swakarya merupakan desa sedang berkembang yang mulai menggunakan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki namun masih terkendala dengan masalah kurangnya dana.

Ciri-ciri desa swakarya, yakni:

  • Adat istiadat sudah mulai longgar dan mengalami perubahan;
  • Cara berpikir masyarakat mulai berubah karena pengaruh dari dunia luar yang mulai masuk;
  • Mata pencarian penduduk mulai beragam;
  • Lapangan kerja bertambah sehingga produktivitas semakin meningkat;
  • Pemerintahan desa berkembang baik dan administrasi desa sudah berjalan;
  • Sudah ada hubungan dengan daerah sekitar;
  • Sudah mulai menggunakan alat-alat dan teknologi;
  • Tingkat perekonomian dan pendidikan mulai meningkat; dan
  • Memiliki jalur lalu lintas yang sudah agak lancar dan prasarana lain.

Baca juga: Apa Bedanya Desa, Dusun, Dukuh, dan Kampung?

Desa swasembada

Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya.

Desa swasembada dapat disebut sebagai desa maju yang berkecukupan dalam hal sumber daya manusia dan dana sehingga dapat memanfaatkan segala potensi secara maksimal.

Kehidupan di desa swasembada sudah mirip dengan kota yang modern dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap dan menunjang kehidupan masyarakat.

Desa swasembada memiliki ciri-ciri, seperti:

  • Lokasinya biasanya dekat dengan kecamatan, kota kabupaten atau kota provinsi;
  • Ikatan adat istiadat yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi sudah tidak berpengaruh pada masyarakat;
  • Penduduknya padat;
  • Memiliki fasilitas yang memadai dan labih maju dari desa lain;
  • Partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif;
  • Semua keperluan hidup yang pokok dapat disediakan desa sendiri;
  • Teknologi yang digunakan untuk memenuhi keperluan hidup sudah lebih modern;
  • Pendidikan dan keterampilan penduduk sudah tinggi;
  • Mata pencarian penduduk beragam;
  • Perdagangan dan jasa sudah berkembang;
  • Hubungan dengan daerah sekitar berjalan lancar;
  • Pola pikir masyarakat lebih rasional;
  • Pengelolaan administrasi sudah dilaksanakan dengan baik;
  • Lembaga sosial dan pemerintahan sudah berfungsi dengan baik;
  • Mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri; dan
  • Sarana dan prasarana lengkap.

 

Referensi:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 27 September Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 September Memperingati Hari Apa?

Nasional
Konflik Agraria Era Jokowi, KPA: 29 Warga Tewas Perjuangkan Hak atas Tanah

Konflik Agraria Era Jokowi, KPA: 29 Warga Tewas Perjuangkan Hak atas Tanah

Nasional
Jasa Raharja Jamin Semua Korban Kecelakaan Exit Tol Bawen Dapat Kompensasi

Jasa Raharja Jamin Semua Korban Kecelakaan Exit Tol Bawen Dapat Kompensasi

Nasional
Muncul Usulan Kaesang Jadi Ketua Umum, PSI: Dibahas Besok

Muncul Usulan Kaesang Jadi Ketua Umum, PSI: Dibahas Besok

Nasional
Pengamat Nilai PSI Mungkin Kembali Dukung Ganjar Usai Kaesang Bergabung

Pengamat Nilai PSI Mungkin Kembali Dukung Ganjar Usai Kaesang Bergabung

Nasional
Kilang Pertamina Plaju Raih Penghargaan di Ajang WPC Excellence Awards 2023

Kilang Pertamina Plaju Raih Penghargaan di Ajang WPC Excellence Awards 2023

Nasional
KPU Lantik 91 Anggota Baru di Provinsi dan Kabupaten/Kota

KPU Lantik 91 Anggota Baru di Provinsi dan Kabupaten/Kota

Nasional
Kaesang Gabung PSI, Pengamat: Paling Mungkin Pilkada

Kaesang Gabung PSI, Pengamat: Paling Mungkin Pilkada

Nasional
Bergabungnya Kaesang Pangarep Dinilai Bisa Dongkrak Suara PSI untuk Masuk Parlemen

Bergabungnya Kaesang Pangarep Dinilai Bisa Dongkrak Suara PSI untuk Masuk Parlemen

Nasional
Ditanya Soal Arah Dukungan Pilpres 2024, PSI Singgung Munculnya Isu Prabowo-Ganjar

Ditanya Soal Arah Dukungan Pilpres 2024, PSI Singgung Munculnya Isu Prabowo-Ganjar

Nasional
Kapolri Pastikan Transparan Usut Kasus Tewasnya Ajudan Kapolda Kaltara

Kapolri Pastikan Transparan Usut Kasus Tewasnya Ajudan Kapolda Kaltara

Nasional
Kapolri Perintahkan Jajarannya Usut Kasus Tewasnya Ajudan Kapolda Kaltara dengan 'Scientific Crime Investigation'

Kapolri Perintahkan Jajarannya Usut Kasus Tewasnya Ajudan Kapolda Kaltara dengan "Scientific Crime Investigation"

Nasional
Pendaftaran Capres Dipersingkat, KPU Jamin Hak Parpol dan Kandidat Tak Dipangkas

Pendaftaran Capres Dipersingkat, KPU Jamin Hak Parpol dan Kandidat Tak Dipangkas

Nasional
Propam Polri Awasi Penyelidikan Kematian Ajudan Kapolda Kaltara di Rumah Dinas

Propam Polri Awasi Penyelidikan Kematian Ajudan Kapolda Kaltara di Rumah Dinas

Nasional
KPA: Proyek Strategis Nasional Jokowi 'Lapar Tanah', Picu 73 Konflik Agraria sejak 2020

KPA: Proyek Strategis Nasional Jokowi "Lapar Tanah", Picu 73 Konflik Agraria sejak 2020

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com