JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus infeksi Covid-19 di dalam negeri yang kembali meningkat akhir-akhir ini membuat pemerintah meminta masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Di sisi lain, usulan untuk menggelar vaksinasi dosis keempat atau booster kedua juga mulai muncul.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui memang ada kajian mengenai vaksinasi dosis keempat atau booster kedua.
Sebab, sejumlah pakar memperkirakan pandemi Covid-19 bakal berkepanjangan, akibat munculnya varian virus yang bermutasi.
Baca juga: Benarkah Akan Ada Vaksinasi Dosis Keempat? Ini Penjelasan Kemenkes
Selain itu, para pakar ilmu kesehatan telah menyimpulkan vaksin Covid-19 dosis lengkap primer serta dosis penguat (booster) sebagai penambah daya tahan tubuh dapat menurun dalam waktu enam bulan.
Akan tetapi, pemerintah menyatakan akan mengutamakan program vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama.
"Informasi vaksin keempat atau booster kedua, kami klarifikasi atau konfirmasi, saat ini kita belum membuat vaksin keempat atau booster kedua sebagai prioritas," ujar Syahril dalam diskusi virtual, Senin (25/7/2022).
Syahril menyampaikan, prioritas pemerintah saat ini adalah mendongkrak vaksin Covid-19 ketiga atau booster pertama.
Baca juga: Soal Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat, Ini Tanggapan Kemenkes
Sebab, capaian vaksin booster Covid-19 saat ini baru mencapai 25 persen.
"Siapa saja (fokus dari vaksin booster)? Tadi di atas 18 tahun dan di bawah 18 tahun itu belum," kata dia.
Syahril menyampaikan, kebijakan pemerintah terkait kewajiban vaksin booster Covid-19 baru-baru ini dilakukan demi kepentingan orang banyak.
Adapun di sejumlah layanan publik saat ini memang sudah mewajibkan vaksin booster Covid-19.
"Jadi jangan sampai orang lain enggak dilindungi negara, maka dengan cara begitu," imbuh Syahril.
Masih dikaji
Syahril mengatakan, Kemenkes dan sejumlah pihak tengah mengkaji pentingnya vaksin Covid-19 dosis keempat.
Baca juga: Mulai Dipertimbangkan, Vaksinasi Covid-19 Booster Dosis Keempat