JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden kecelakaan pesawat jet T-50i Golden Eagle milik TNI Angkatan Udara (TNI AU) yang sudah beberapa kali terjadi menjadi perhatian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Peristiwa kecelakaan paling baru melibatkan jet tempur latih dan serang ringan buatan Korea Aerospace Industry (KAI) yang bekerja sama dengan Lokheed Martin asal Amerika Serikat terjadi pada Senin (19/7/2022) lalu.
Pesawat nahas yang saat itu diterbangkan oleh pilot Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi jatuh di hutan Desa Nginggil, Kradenan, Blora, Jawa Tengah.
Saat peristiwa terjadi, Lettu Pnb Allan tengah menjalani misi terbang malam atau tactical night intercept.
Pesawat dengan nomor ekor TT-5009 itu lepas landas dari Pangkalan TNI AU Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, dan hilang kontak pada Pukul 19.25 WIB.
Puing-puing pesawat berserta jasad pilot ditemukan di hutan.
Baca juga: KSAU Sebut Insiden Jatuhnya Pesawat T-50i Golden Eagle Jadi Pengalaman Berharga
Allan meninggalkan seorang istri yang dinikahi pada 2021 lalu. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Bahagia TNI AI, Jatisari, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Beberapa insiden lain yang yang melibatkan pesawat T-50i hingga menyebabkan gugurnya penerbang TNI AU juga pernah terjadi sebelumnya.
Pada 10 Agustus 2020 lalu, pesawat T-50i yang dikemudikan Letkol Pnb Anumerta Luluk "Wiggler" Teguh Prabowo sebagai instruktur dan Letda Pnb Muhammad Zacky sebagai siswa tergelincir di Lanud Iswahjudi saat melaksanakan latihan rutin.
Menurut laporan, pesawat jet itu mengalami gagal "take-off".
Letkol Luluk sempat dirawat di Yogyakarta, tetapi kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Namun, dia mengembuskan napas terakhir di RSPAD 2 September 2020.
Insiden lainnya yang turut melibatkan pesawat T-50i dan menewaskan pilot TNI AU terjadi pada 2015 silam.
Baca juga: Kata TNI AU soal Kursi Pelontar di Pesawat T-50i Golden Eagle yang Jatuh di Blora
Saat itu pesawat T-50i yang dikemudikan Letkol Pnb Marda Sarjono dan Kapten Pnb Dwi Cahyadi jatuh saat melakukan atraksi dalam Gebyar Dirgantara di Bandar Udara Adisutjipto, Minggu, 20 Desember 2015.
Kecelakaan itu mengakibatkan kedua pilot meninggal dunia. Akibat kejadian itu, kegiatan Gebyar Dirgantara langsung dihentikan.
Insiden itu juga menuai pertanyaan sebab usia pesawat masih sangat muda karena baru dibeli dari Korea Selatan pada 2013.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.