JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara terkait vaksinasi booster dosis kedua alias vaksinasi Covid-19 dosis keempat.
Hal ini menyusul adanya beberapa negara yang sudah mengimbau warganya untuk melakukan vaksinasi dosis keempat, seperti Malaysia. Utamanya ketika pandemi Covid-19 belum usai karena subvarian terus bermutasi.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, saat ini Kemenkes masih mendorong cakupan vaksinasi dosis ketiga sebagai penguat terus ditingkatkan.
Baca juga: Mulai Dipertimbangkan, Vaksinasi Covid-19 Booster Dosis Keempat
Pasalnya, cakupan vaksinasi booster masih belum sempurna. Pemerintah sendiri baru mewajibkan vaksinasi booster sebagai syarat masuk mall, perkantoran, hingga syarat perjalanan sejak 17 Juli 2022.
"Sampai saat ini pemerintah/Kemenkes masih mendorong cakupan booster pertama," ucap Maxi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/7/2022).
Per 21 Juli 2022 pukul 18.00 WIB, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) baru mencapai 53.891.018 atau 25,88 persen.
Baca juga: Virus Corona Terus Bermutasi, Pemerintah Didorong Pertimbangkan Vaksinasi Dosis Ke-4
Kendati begitu dia tak memungkiri vaksin dosis keempat bisa saja menjadi opsi lanjutan. Untuk itu dia meminta masyarakat segera mengakses vaksinasi dosis ketiga di sentra-sentra vaksinasi yang telah tersedia.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat yang sudah lengkap divaksin dosis 2 untuk datang ke tempat vaksinasi (mendapat vaksin dosis tiga) untuk meningkatkan antibodinya menghadapi kasus Covid-19 yang cenderung naik saat ini," ucapnya.
Lebih lanjut, Maxi menuturkan, pihaknya akan memaksimalkan sentra-sentra vaksinasi yang ada terlebih dahulu untuk memaksimalkan vaksinasi dosis ketiga.
Baca juga: UPDATE 21 Juli: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua 81,49 Persen
Sentra-sentra vaksinasi ini difungsikan dengan dukungan pemerintah daerah (Pemda) setempat dan TNI/Polri serta organisasi masyarakat dan pihak swasta. Menurutnya, ketersediaan vaksin di sentra tersebut sudah memadai.
"Ketersediaan vaksin cukup memadai. (Mendapat vaksinasi) bisa terhindar dari infeksi Covid-19 dan memiliki ketahanan tubuh dari ancaman kasus berat bahkan kematian kalau terinfeksi Covid-19," ucap dia.
Pertimbangkan dosis keempat
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengaku, pemerintah mulai mempertimbangkan vaksin booster dosis keempat untuk masyarakat umum. Keputusan ini mulai dipertimbangkan karena adanya prediksi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Sejumlah pakar epidemiologi memperkirakan status pandemi Covid-19 di dunia akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang. Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman misalnya, memprediksi masa krisis Covid-19 hingga Oktober 2022.
Di sisi lain, pakar ilmu kesehatan menyimpulkan bahwa vaksin Covid-19 dosis lengkap primer serta dosis penguat (booster) sebagai penambah daya tahan tubuh dapat menurun dalam waktu enam bulan.
"Beberapa negara sudah mulai dosis empat (booster) kedua. Perencanaan itu sudah ada pertimbangannya di Indonesia, karena pandemi jangka panjang," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Jumat.
Baca juga: ASEAN Paragames 2022, Calon Penonton Wajib Sudah Vaksinasi Booster
Apabila terjadi pandemi berkepanjangan, kata Syahril, ada kemungkinan rekomendasi dari berbagai pihak untuk penyelenggaraan program vaksinasi booster kedua.
Menurut Syahril, Kemenkes bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sedang melakukan pembahasan secara intensif berkaitan dengan program vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat umum di Indonesia.
"Terutama prioritas pada kelompok berisiko tinggi, tenaga kesehatan, usia lanjut, tenaga pelayanan publik, itu semua ada prioritasnya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.