JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno atau Dave Laksono menyebut, masalah keamanan di Papua tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
Ia menilai, persoalan di Papua telah terjadi selama puluhan tahun. Maka, perlu upaya bertahap untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
“Yang harus dihindari mencari quick wins. Jangan berpikir, permasalahan yang numpuk puluhan tahun diharapkan selesai dengan kebijakan yang dibuat satu hari,” tutur Dave dalam diskusi bertajuk “KKB Papua Kembali Berulah Di Mana Kehadiran Negara” di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Kisah Yulius yang Tewas Ditembak KKB di Nduga, Tak Lanjutkan Kuliah dan Pergi Merantau ke Papua
Adapun konflik keamanan di Papua kembali terjadi menyusul penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022).
Dave memaparkan, dua faktor yang mendasari persoalan konflik keamanan di sana, yaitu ketimpangan ekonomi, dan pendekatan represif selama orde baru.
Oleh karena itu, upaya pemerintah untuk melakukan pemekaran wilayah dengan menentukan daerah otonomi baru (DOB) Papua mesti didukung sebagai upaya penyelesaian konflik di sana.
“Sehingga diharapkan dapat lebih meratakan pembangunan, mempercepat proses pembangunan, dan mempermudah masyarakat,” sebutnya.
Baca juga: 10 Warga Sipil Tewas Diserang KKB, TNI-Polri Diminta Ubah Pendekatan di Papua
Di sisi lain, Politisi Golkar ini mendorong agar pemerintah membangun markas-markas militer yang bersifat permanen di sana.
Ia berpandangan, pendeknya masa tugas satuan tugas (satgas) keamanan di Papua tidak optimal untuk melakukan pendekatan kultural.
“Satgas kan fungsinya temporary, hanya sekitar 6-12 bulan, jadi pendekatan secara kultural kurang,” ucap dia.
“Maka itu, penting ada markas militer yang permanen sehingga menjalin komunikasi yang intens dengan warga setempat, sehingga saling memperkuat dan membangun kecintaan atas NKRI,” jelasnya.
Baca juga: Ada Potensi Serangan KKB, Pekerja di Pegunungan Bintang Papua Diminta Lebih Waspada
Diketahui, 10 orang meninggal dunia dan 2 lainnya luka-luka akibat penembakan yang dilakukan anggota KKB.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menyebut serangan terjadi Sabtu (16/7/2022), sekitar pukul 09.15 WIT.
Ahmad menyampaikan, rombongan korban yang memakai truk dan sepeda motor dihadang 15-20 orang KKB.
Tiga anggota KKB disebut menggunakan senja api laras panjang, dan satu orang membawa senjata api genggam.
Lantas anggota KKB tersebut menembak serampangan ke arah rombongan korban.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.