JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno mendorong pemerintah mendirikan markas militer permanen di Papua sebagai upaya menyelesaikan konflik keamanan.
Ia menyebut keberadaan satuan tugas (satgas) keamanan yang bersifat sementara tidak efektif meredam perpecahan di Papua.
“Saya terus mendorong untuk dibentuknya markas-markas militer yang bersifat permanen, pembentukan Kodam baru, Kodim dan Koramil,” tutur Dave dalam diskusi bertajuk KKB Papua Kembali Berulah Di Mana Kehadiran Negara di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Ia menilai, keberadaan satgas keamanan yang memiliki masa tugas rata-rata 6 bulan sampai 1 tahun tak bisa melakukan pendekatan kultural dan emosional secara optimal.
Baca juga: Moeldoko: Pemerintah Gerak Cepat untuk Tangkap Penyerangan di Nduga, Papua
Maka, Dave mengusulkan agar markas militer permanen segera dibentuk di berbagai wilayah Papua.
“Sehingga (dapat) menjalin komunikasi intens dengan warga setempat, terbentuk ikatan batin, sehingga saling memperkuat dan terus membangun kecintaan pada NKRI kedepannya,” paparnya.
Di sisi lain, Dave berpandangan upaya pemerintah membentuk provinsi baru di Papua mesti didukung.
Sebab, pemekaran wilayah bertujuan untuk pemerataan pembangunan di wilayah tersebut.
“Ini penting untuk terus kita dukung, agar penyerataan pembangunan terus berjalan, penyerataan akses pendidikan berjalan (dengan) membentuk sekolah-sekolah baru,” katanya.
“Sekolah-sekolah vokasional sehingga ada masyarakat Papua yang ready untuk langsung masuk ke dunia kerja,” jelas dia.
Dave menuturkan, upaya ini penting untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan di Papua yang menjadi salah satu penyebab konflik keamanan.
Pasalnya, lanjut dia, seperempat warga di provinsi Papua dan Papua Barat hidup dalam kemiskinan dan tingkat literasi yang rendah.
“Inilah salah satu alasan kenapa masih terjadi konflik-konflik yang mengakibatkan pertempuran atau pembunuhan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya 10 orang meninggal dunia dan 2 lainnya luka-luka akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022).
Baca juga: Korban Terakhir Pembantaian KKB Nduga Berhasil Dievakuasi, Sempat Diwarnai Kontak Senjata
Pihak kepolisian mengungkapkan, kejadian berlangsung sekitar pukul 09.15 WIT.
Saat itu, rombongan korban yang menggunakan truk dan sepeda motor dihadang oleh 15-20 orang KKB.
Tiga orang KKB disebut membawa senjata api larang panjang, dan satu orang lainnya membawa senjata api genggam. Pihak KKB diklaim, melakukan penembakan serampangan ke arah para korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.