JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Covid-19 memproyeksi puncak kasus Covid-19 bakal terjadi setelah dua minggu masuknya anak sekolah dan kepulangan jemaah haji dari Mekkah, Arab Saudi.
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K Ginting mengatakan, puncak kasus itu bisa saja terjadi karena mobilitas warga akan semakin meningkat.
Sekolah-sekolah sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di tahun ajaran baru.
"Apakah ini sudah puncak, kita harus tunggu setelah dua minggu anak sekolah dan kepulangan jemaah haji," kata Alexander saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/7/2022).
Baca juga: Jokowi: Puncak Kasus Covid-19 Minggu Kedua atau Ketiga Juli ini
Alexander menuturkan, puncak kasus bisa saja terjadi lantaran pada 12 Juli, kasus harian mencapai 3.361 kasus setelah sebelumnya mampu ditekan di angka 2.000 kasus.
Angka ini naik 6 kali lipat dibanding sebulan lalu yang masih 551 kasus per hari.
Kenaikan kasus positif harian ini secara bersamaan meningkatkan kasus aktif. Per 12 Juli, kasus aktif menembus angka 20.000, atau naik 4 kali lipat bulan lalu yang hanya mencatatkan angka 4.000 kasus aktif.
Kenaikan ini lantas meningkatkan tingkat kasus positif (positivity rate).
Pada pekan kedua bulan Juli, positivity rate kasus Covid-19 di Indonesia menembus 5,12 persen. Nilainya lebih besar dari standar WHO, yaitu 5 persen.
"Kasus aktif sudah mencapai 23.000 kendati BOR secara nasional 3,18 persen dan angka kematian minimal serta positivity rate bergerak di atas 8 persen," beber Alexander.
Baca juga: Puncak Kasus Covid-19 Varian Baru Omicron Diprediksi Tak Tinggi, tapi Berlangsung Lama
Apalagi kini, varian baru didominasi subvarian Omicron, yaitu BA.4 dan BA.5, dengan persentase mencapai lebih dari 80 persen.
Belum lagi tingkat vaksinasi booster secara nasional masih berada di kisaran 25 persen.
Selain kepulangan jemaah haji dan tahun ajaran baru, puncak kasus juga bisa saja terjadi karena kebijakan yang diambil sesuai dinamika virus, termasuk level PPKM.
"PPKM (di) level 1 padahal positivity rate sudah bergerak di atas 8 persen. Lalu, capaian vaksinasi harian menurun dibandingkan sebelum Idul Fitri dan berkurangnya ketaatan pemakaian Aplikasi PeduliLindungi. (Tapi kalau puncak kasus tidak terjadi), berarti mitigasi berhasil," sebut Alexander.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.