Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2022, 10:34 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, PDI Perjuangan lebih mungkin berkoalisi dengan Partai Demokrat ketimbang Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sebab, menurut dia, tak ada hambatan ideologi di antara partai banteng dan partai bintang mercy itu.

"PDI-P dan Demokrat sama-sama nasionalis dan juga dekat dengan elemen Islam moderat," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Manuver Tajam PDI-P: Dulu Bilang Sulit Kerja Sama dengan Demokrat dan PKS, Kini Buka Pintu Lebar-lebar

Umam berpandangan, bersatunya PDI-P dan Demokrat hanya butuh itikad baik dari elite kedua partai.

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus mau mengikis keengganan berkomunikasi akibat dinamika politik di masa lalu.

Sebagaimana diketahui, hubungan keduanya disinyalir renggang sejak Pemilu 2004. Saat itu, Megawati yang menjadi calon presiden petahana kalah suara dari SBY yang akhirnya menggantikannya di kursi RI-1.

Menurut Umam, jika Megawati dan SBY sudah bisa saling memaafkan, maka koalisi PDI-P dan Demokrat bukan lagi mimpi.

Koalisi keduanya juga bergantung pada kemampuan putra dan putri mahkota partai, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk menyudahi tradisi politik dendam.

Baca juga: Megawati Disebut Tugaskan Puan Temui Semua Ketum Partai, Termasuk PKS dan Demokrat

"Pemimpin besar politik harus menjadi teladan yang baik bagi generasi muda, dengan mengutamakan politik sinergi dan kolaborasi, bukan praktik politik yang menyemai dendam dan permusuhan," ujarnya.

Lain dengan PKS, menurut Umam, sulit bagi PDI-P menjalin kerja sama dengan partai pimpinan Ahmad Syaikhu itu. Pasalnya, kedua partai memiliki perbedaan ideologi yang sangat ekstrem.

Masing-masing menempati posisi poros kutub ideologi yang berbeda, PKS di sayap kanan dan PDI-P di sisi kiri.

"Relasi antara PDI-P dan PKS ibarat air dan minyak, tidak mudah menyatukan karena memang ada garis perbedaan signifikan dalam pondasi ideologis keduanya," kata Umam.

Kendati demikian, tak ada salahnya ruang dialog antarpartai dibuka untuk menjembatani polarisasi antara keduanya.

Bagaimanapun, lanjut Umam, rencana silaturahmi PDI-P ke seluruh partai politik merupakan langkah yang baik jelang Pemilu 2024.

"Rencana pertemuan PDI-P dengan Partai Demokrat dan PKS merupakan langkah progresif untuk menghadirkan pendidikan politik yang sehat dan mengokohkan tradisi demokrasi yang matang," tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Baca juga: Demokrat: Antara AHY dan Puan Tidak Ada Barrier

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

KPK Duga Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Terima Suap dan Gratifikasi Rp 8 Miliar dari Pengusaha

KPK Duga Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Terima Suap dan Gratifikasi Rp 8 Miliar dari Pengusaha

Nasional
TNI Kerahkan 22.893 Prajurit Amankan Natal dan Tahun Baru 2024

TNI Kerahkan 22.893 Prajurit Amankan Natal dan Tahun Baru 2024

Nasional
KPK Masih Kejar Uang Pengganti Kasus E KTP

KPK Masih Kejar Uang Pengganti Kasus E KTP

Nasional
KPK Tetapkan Penyuap Eks Wamenkumham sebagai Tersangka

KPK Tetapkan Penyuap Eks Wamenkumham sebagai Tersangka

Nasional
Amnesty International Serahkan Agenda HAM ke 3 Tim Kampanye Capres-Cawapres

Amnesty International Serahkan Agenda HAM ke 3 Tim Kampanye Capres-Cawapres

Nasional
Firli Bahuri Dinilai Patut Segera Ditahan Supaya Tak Ada Keadilan Tertunda

Firli Bahuri Dinilai Patut Segera Ditahan Supaya Tak Ada Keadilan Tertunda

Nasional
Polisi Disarankan Tak Sungkan Tahan Firli karena Persoalan Pangkat

Polisi Disarankan Tak Sungkan Tahan Firli karena Persoalan Pangkat

Nasional
Firli Bahuri Belum Ditahan Diprediksi Bisa Picu Kecurigaan Masyarakat

Firli Bahuri Belum Ditahan Diprediksi Bisa Picu Kecurigaan Masyarakat

Nasional
Firli Disarankan Segara Ditahan Demi Prinsip Kesetaraan Hukum

Firli Disarankan Segara Ditahan Demi Prinsip Kesetaraan Hukum

Nasional
Firli Bahuri Belum Ditahan, Abraham Samad Menduga Ada 'Faktor Lain'

Firli Bahuri Belum Ditahan, Abraham Samad Menduga Ada "Faktor Lain"

Nasional
Pukul Kentongan di Depan Relawan, Cak Imin: Jika Terus Mengalir, Insya Allah Menang Telak di Pemilu 2024

Pukul Kentongan di Depan Relawan, Cak Imin: Jika Terus Mengalir, Insya Allah Menang Telak di Pemilu 2024

Nasional
Begini Cara Kementerian KP Lahirkan Pengusaha Muda di Sektor Kelautan dan Perikanan

Begini Cara Kementerian KP Lahirkan Pengusaha Muda di Sektor Kelautan dan Perikanan

Nasional
Butet Mengaku Diintimidasi Polisi, Timnas Amin Teringat Orde Baru

Butet Mengaku Diintimidasi Polisi, Timnas Amin Teringat Orde Baru

Nasional
Soal Gibran Bagi-bagi Susu di CFD, Ketua Bawaslu: Tak Boleh Gunakan CFD sebagai Arena Kampanye

Soal Gibran Bagi-bagi Susu di CFD, Ketua Bawaslu: Tak Boleh Gunakan CFD sebagai Arena Kampanye

Nasional
Terdakwa Penyuap Eks Kabasarnas Dituntut 3,5 Tahun Penjara

Terdakwa Penyuap Eks Kabasarnas Dituntut 3,5 Tahun Penjara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com