JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau kepada seluruh keluarga dan kerabat untuk tidak menjemput jemaah haji langsung di bandara atau asrama haji.
Pelaksana harian Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, imbauan itu disampaikan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 karena jumlah penambahan kasus harian saat ini kembali meningkat.
Waryono mengatakan, jika para kerabat atau keluarga jemaah haji berbondong-bondong datang menjemput ke bandara atau asrama haji dikhawatirkan malah memicu kerumunan yang dinilai bisa menjadi faktor pemicu penyebaran Covid-19.
“Jadi keluarga tidak perlu jemput ke bandara dan juga di debarkasi, tapi penjemputannya di masing-masing kabupaten dan kota masing-masing,” kata Waryono dalam keterangan pers Kementerian Agama, Selasa (12/7/2022).
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Gunakan Sistem City Check In untuk Permudah Proses Kepulangan
Jemaah haji Indonesia akan dipulangkan secara bertahap mulai 15 Juli 2022 mendatang.
Selain itu, kata Waryono, pembatasan penjemputan juga dilakukan karena sebelum pulang ke daerahnya masing-masing, suhu tubuh para jemaah haji akan diperiksa setibanya di Tanah air.
Menurut Waryono, jemaah haji yang suhu tubuhnya tinggi atau demam akan mendapatkan pemeriksaan lanjutan dengan antigen atau PCR.
Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono mengatakan, mereka sudah menyiapkan posko kesehatan di setiap bandara kepulangan jemaah haji Indonesia.
Selain itu, mereka juga menyiapkan ambulans dan rumah sakit bila ditemukan jemaah haji dalam keadaan darurat kesehatan.
Baca juga: Selesai Jalani Ibadah Haji, Wapres Maruf Amin Tiba di Tanah Air
"Di asrama haji, kami siapkan tim untuk memeriksa jemaah haji yang baru datang. Jadi mereka akan melakukan skrining secara menyeluruh," kata Yudhi.
"Apabila ditemukan gejala-gejala Covid-19 maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni antigen atau PCR. Apabila ditemukan reaksi ringan maka akan dilakukan isolasi oleh satgas Covid daerah. Apabila ditemukan reaksi berat maka akan dilarikan ke rumah sakit yang telah ditetapkan," ujar Yudhi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.