JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya mantan Perdana Menteri (PM) Jepang, ShinzoAbe pada Jumat (8/7/2022).
Ungkapan itu disampaikan Jokowi lewat akun Twitter resminya @jokowi pada Jumat malam.
Dalam unggahannya, Jokowi menyampaikan dukacita yang sangat mendalam atas meninggalnya Shinzo Abe akibat insiden tragis.
"Allow me to extend our deepest condolences on the tragic demise of former PM Abe Shinzo of Japan," tulis Jokowi.
Baca juga: Shinzo Abe Tewas Ditembak, PM Jepang Fumio Kishida Emosional dan Kehabisan Kata-kata
Kepala negara juga menyatakan, Indonesia selalu mengenang jasa Abe yang memperkuat hubungan kerja sama antara kedua negara.
"We will always remember his contributions in strengthening RI-Japan cooperation. May the family of PM Abe and the Japanese people be given strength in this difficult time," tambahnya.
Mantan PM jepang Shinzo Abe dipastikan meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan pada Jumat.
Sekitar pukul 11.30 waktu setempat, Shinzo Abe, yang sedang memberikan pidato di dekat Stasiun Yamato-Saidaiji di Kota Nara, ditembak oleh seorang pria.
Dikutip dari NHK, seorang pejabat Partai Demokrat Liberal Jepang (LDP) mengatakan, Shinzo Abe yang ditembak dengan senjata selama pidato, meninggal di sebuah rumah sakit di Kota Kashihara, Prefektur Nara, di mana dia dirawat.
Dia meninggal di usia 67 tahun.
Allow me to extend our deepest condolences on the tragic demise of former PM Abe Shinzo of Japan.
We will always remember his contributions in strengthening RI-Japan cooperation. May the family of PM Abe and the Japanese people be given strength in this difficult time pic.twitter.com/JUS0Ehrw5V
— Joko Widodo (@jokowi) July 8, 2022
Baca juga: Rekam Jejak Shinzo Abe, Mantan PM Jepang yang Meninggal Usai Tertembak
Setelah tertembak dan jatuh ke tanah, mantan Perdana Menteri Abe diangkut dengan ambulans dari tempat kejadian dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Kedokteran Nara di Kota Kashihara dengan helikopter dokter untuk perawatan.
Menurut petugas Dinas Pemadam Kebakaran Jepang, Shinzo Abe mengalami luka dan pendarahan di sisi kanan lehernya, pendarahan subkutan di dada kirinya, dan dalam keadaan cardiopulmonary arrest (henti jantung).
Menurut seorang reporter NHK yang mewawancarai lokasi tersebut, pada saat itu, terdengar suara seperti tembakan dua kali, dan Abe berdarah serta pingsan.
Polisi menangkap Tetsuya Yamagami (41), yang tinggal di Kota Nara dan memiliki pekerjaan yang tidak diketahui, dan menangkapnya atas dugaan percobaan pembunuhan.
Pistol yang disita tampaknya merupakan senjata buatan tangan.
Baca juga: Mantan PM Jepang Meninggal Usai Ditembak, Ini Kronologi Tewasnya Shinzo Abe
Menurut pejabat Kementerian Pertahanan Jepang, tersangka telah bekerja untuk Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun hingga sekitar tahun 2005.
Adapun motif Tetsuya Yamagami menembak Shinzo Abe adalah tidak puas dengan eks PM Jepang itu dan hendak membunuhnya.
Hal itu diungkap oleh pejabat polisi.
"Dia (pelaku) tidak puas dengan Mantan Perdana Menteri Abe dan bertujuan untuk membunuhnya," katanya.
"Ini bukan dendam terhadap keyakinan politik mantan Perdana Menteri," tambah pernyataan polisi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.