Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retno Singgung Perang Rusia-Ukraina Sebabkan Krisis Pangan di Acara FMM G20

Kompas.com - 08/07/2022, 11:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyinggung invasi Rusia ke Ukraina yang berdampak pada negara-negara berkembang saat acara Pertemuan Menteri-menteri luar negeri (Foreign Ministerial Meeting/FMM) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022).

Dalam kesempatan itu, turut hadir Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.

Retno menuturkan, dunia kembali menghadapi tantangan besar terkait krisis pangan dan energi akibat perang di Ukraina, yang di saat bersamaan juga belum pulih dari pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Menlu Retno Bertemu Menlu China Wang Yi, Apa Saja yang Dibahas?

Dia mengatakan, dengan kondisi seperti ini, negara dengan kapasitas fiskal sempit, tidak bisa memberikan subsidi sehingga harga-harga pangan melejit di negaranya.

"Efek riak sedang dirasakan secara global pada makanan, energi, dan ruang fiskal. Dan seperti biasa, negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah paling terkena dampak," kata Retno dalam FMM G20 di Nusa Dua, Bali, yang disiarkan secara daring.

Akibat serangkaian tantangan dan permasalahan global ini, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksi melambat menjadi 2,9 persen pada 2022. Padahal, sejumlah lembaga internasional memprediksi 2022 adalah tahun pemulihan.

Baca juga: Menlu Retno Pastikan Semua Menteri Luar Negeri G20 Hadiri Pertemuan Minggu Depan

Selain itu, lanjut Retno, inflasi dapat mencapai hingga 8,7 persen untuk negara-negara berkembang.

"Bisakah kita memecahkan masalah global ini sendiri? Jawabannya adalah tidak. Tantangan global membutuhkan solusi global. Tapi sejujurnya kita tidak dapat menyangkal bahwa semakin sulit bagi dunia untuk duduk bersama," ungkap Retno.

Kehilangan kepercayaan

Retno tak memungkiri, situasi dunia saat ini, membuat orang kehilangan kepercayaan pada multilateralisme dan kapasitasnya untuk merespons secara efektif tantangan global.

Multilateralisme, kata Retno, memang tidak sempurna. Tapi dunia tanpa multilateralisme disinyalir akan lebih buruk. Tanpa kehadiran perbedaan, unilateralisme akan menjadi norma. Dengan demikian, yang perkasa akan mengambil andil paling besar.

"Tentunya bukan ini yang kita inginkan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga multilateralisme agar terwujud. Multilateralisme adalah satu-satunya mekanisme di mana semua negara terlepas dari ukuran dan kekayaannya, berdiri di atas pijakan yang sama dan diperlakukan sama," ungkap Retno.

Baca juga: Menlu Retno Bertemu Perwakilan Uni Eropa, Bahas Perkembangan Perang Ukraina

Menurut Retno, suara semua negara, baik besar dan kecil, utara dan selatan, maju dan berkembang, harus didengar. Itulah sebabnya presidensi G20 Indonesia mengundang untuk pertama kalinya perwakilan dari negara-negara berkembang pulau kecil, PIF dan CARICOM, bersama Uni Afrika.

Karena di dunia yang terpolarisasi ini, Retno berkata, kepentingan negara kecil dan kekhawatiran mereka juga penting. Multilateralisme merupakan satu-satunya cara untuk mengoordinasikan tanggapan secara efektif terhadap tantangan global.

"Oleh karena itu, marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk memperkuat kepercayaan strategis dan saling menghormati serta menjunjung tinggi semua landasan dan prinsip yang kita bangun sejak tahun 1945 ketika PBB didirikan," jelas Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com