Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Safari Wukuf Bagi Jemaah Haji yang Sakit atau Uzur

Kompas.com - 07/07/2022, 19:02 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Safari wukuf adalah salah satu terobosan yang dilakukan untuk membantu para jemaah haji Indonesia yang sakit, tetapi tetap ingin melaksanakan wukuf di Arafah.

Pada tahun ini dilaporkan ada sebanyak 182 jemaah haji Indonesia bakal menjalani safari wukuf pada Jumat (8/7/2022) besok.

Sebab, wukuf merupakan rukun haji yang tidak boleh dilewatkan. Pada saat wukuf, jamaah haji harus berada di Padang Arafah saat matahari tergelincir pada 9 Zulhijah.

Selain itu wukuf juga sering kali disebut sebagai inti dari ibadah haji.

Baca juga: Jumlah Jemaah Haji Indonesia Akan Safari Wukuf Jadi 182 Orang

Maka dari itu jemaah haji berharap bisa melaksanakan wukuf walaupun dalam kondisi sakit. Namun, Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) juga mempunyai kewajiban untuk melindungi keselamatan dan menekan tingkat kematian para jemaah haji.

Safari wukuf bisa dilakukan bagi jemaah haji dengan kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan rangkaian ibadah puncak secara mandiri.

Pelaksanaan safari wukuf diberikan kepada calon jemaah haji yang sakit atau sedang dalam perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau Rumah Sakit Arab Saudi dengan menggunakan bus atau ambulans.

Jika jemaah tidak bisa hadir secara fisik di Arafah, maka ibadah haji akan diwakilkan atau di-badalhaji-kan.

Pihak yang berhak menentukan siapa saja jemaah haji yang layak melakukan safari wukuf adalah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mekkah, Arab Saudi.

Baca juga: Bakal Diplomasi dengan Pemerintah Saudi, Menag: Agar Pelaksanaan Haji Furoda Enggak Acak Adul

Gagasan safari wukuf merupakan terobosan dari pemerintah dan ijtihad ulama Indonesia. Pelaksanaan safari wukuf dimulai pertama kali pada 1985.

Terobosan safari wukuf itu kemudian diikuti oleh banyak negara lainnya.

Ide safari wukuf muncul karena melihat jemaah haji Indonesia yang sakit dan uzur tidak kuat untuk pergi ke Arafah untuk wukuf.

Padahal, wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji yang tidak bisa digantikan dengan denda sekalipun. Jika jamaah tidak wukuf, maka tidak hajinya tidak sah.

Baca juga: Hari Ini Rangkaian Ibadah Haji 2022 Resmi Dimulai

Karena itu, pemerintah dan ulama Indonesia saat itu memutuskan cara alternatif bagi para jemaah haji yang sakit atau kondisi fisiknya lemah karena usia untuk bisa wukuf melalui cara safari wukuf.

Caranya adalah dengan membawa jemaah haji yang dirawat di rumah sakit atau klinik haji ke Arafah untuk wukuf dengan menggunakan ambulans atau bus khusus.

Secara syariah, pelaksanaan safari wukuf dibenarkan. Sebab, lokasi safari wukuf merupakan bagian dari wilayah Arafah.

Akhirnya terobosan dari para ulama Indonesia itu diikuti oleh negara lain, termasuk Arab Saudi.

Setelah jemaah peserta safari wukuf tiba di Arafah, mereka akan dibimbing oleh konsultan untuk melakukan rangkaian ibadah.

Para pembimbing akan melakukan khotbah wukuf di masing-masing kendaraan atau bus yang berisi peserta safari wukuf yang dalam kondisi sakit.

Baca juga: Ridwan Kamil Jenguk Jemaah Haji Jabar yang Terkena Stroke di Arab Saudi

Setelah itu para peserta safari wukuf melaksanakan salat sambil duduk atau berbaring di atas kendaraan dengan bimbingan mentor.

Setelah selesai melaksanakan salat Zuhur dan Ashar yang dijamak takdim qasar, para peserta safari wukuf kemudian melakukan zikir dengan dituntun pembimbing, seperti yang dilakukan jemaah haji yang melaksanakan wukuf di padang Arafah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com