JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan sejumlah pertemuan di sela-sela pertemuan Menlu G20 (Foreign Ministers’ Meeting/FMM G20) di Nusa Dua, Bali.
Menlu Retno melakukan pertemuan dengan utusan Uni Eropa, Senegal, Uni Emirat Arab, dan Argentina secara bilateral.
Dalam pertemuan itu, Retno membicarakan sejumlah hal, mulai dari potensi krisis pangan akibat invasi Rusia ke Ukraina hingga kerja sama potensial antar kedua negara.
Dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa (EU) Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan (HRVP) sekaligus Wakil Presiden Komisi Eropa Josep Borrell, Retno membahas masalah rantai pasok dan pupuk.
Baca juga: Menlu AS Akan Bertemu Menlu China di G20 Bali, tapi Tidak dengan Menlu Rusia
Sementara, dengan Menteri Luar Negeri Senegal Aissata Tall Sall, Indonesia-Senegal menandatangani MoU Konsultasi Diplomatik yang akan menjadi forum pembahasan peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Menlu Senegal pun mengungkapkan, Indonesia menjadi presiden G20 pertama yang mengundang partisipasi dari anggota Uni Afrika. Menlu Aissata menyampaikan, pernyataan tersebut dalam kapasitas Senegal sebagai Ketua Uni Afrika.
“Terkait kerja sama bilateral, kedua menlu telah menandatangani MoU Konsultasi Diplomatik yang akan menjadi forum pembahasan peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang,” sebut Retno dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri, Kamis (7/7/2022).
Baca juga: Menlu Retno Pastikan Semua Menteri Luar Negeri G20 Hadiri Pertemuan Minggu Depan
Retno juga bertemu dengan Menlu Uni Emirat Arab (UEA) Shaikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan.
Pertemuan bilateral itu membahas berbagai isu, terutama tindak lanjut hasil kunjungan Presiden RI ke Abu Dhabi pada 1 Juli 2022.
“Secara khusus dibahas kerja sama pembangunan Ibu Kota Baru (IKN), dan kerja sama-kerja sama lain antara lain di bidang kesehatan, penerbangan dan pengembangan mangrove,” kata Retno.
Adapun dengan Menlu Argentina, Santiago Cafiero, Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait perpanjangan Forum Konsultasi Bilateral guna membahas upaya peningkatan kerja sama kedua negara di berbagai bidang.
Baca juga: Menlu RI dan Ukraina Bahas Persiapan Final Beberapa Jam Sebelum Jokowi Bertemu Zelensky
Secara khusus, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian dan energi, termasuk minat Argentina untuk ikut masuk ke proyek-proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Menlu Argentina menyatakan minat perusahaan Argentina untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) baru,” tutur Retno.
Selain isu bilateral, kedua menlu juga membahas perkembangan terkini di Ukraina dan dampaknya terhadap rantai pasok pangan global, terutama bagi negara-negara berkembang.
Indonesia dan Argentina sepakat negara-negara berkembang untuk terus menyuarakan agar perang segera diakhiri.
“Menlu Argentina menyampaikan apresiasi atas presidensi Indonesia di G20 dalam situasi yang sulit ini,” sebutnya.
Baca juga: Menlu: Indonesia Akan Hadiri KTT G7 di Jerman
Sebagai informasi, sebagai platform multilateral strategis yang berperan mengamankan masa depan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi global, G20 memiliki 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Sebagai pemegang Presidensi G20 tahun ini, Indonesia memberikan prioritas pada kerja sama di bidang penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
Dengan adanya situasi baru di Ukraina, maka isu terkait ketahanan pangan juga akan banyak dibahas dalam berbagai pertemuan G20.
Meskipun FMM tidak akan menghasilkan dokumen resmi atau komunike, pembahasan isu global oleh para menlu G20 diharapkan dapat mendorong kerja sama yang lebih konkret di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.