Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

PKS di Simpang Jalan

Kompas.com - 06/07/2022, 10:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) merapatkan barisan. Hasil survei sejumlah lembaga menyatakan, elektabilitas partai ini terus merosot tajam.

Berbagai cara diupayakan, mulai dengan mengubah ‘citra’ partai hingga sibuk mencari ‘kawan’ jelang pemilihan presiden 2024 mendatang.

Pilpres 2024 masih sekitar satu setengah tahun lagi. Namun, sejumlah partai politik sudah mulai sibuk menjajaki koalisi. Satu sama lain saling menyambangi guna membangun komunikasi dan kesamaan visi.

Pilpres memang hanya akan memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Namun sejumlah kalangan juga partai politik meyakini, pasangan capres-cawapres yang diusung bakal ikut menentukan perolehan suara partai di Pemilu Legislatif nanti.

Meski dianggap bukan menjadi kunci, efek ekor jas atau ‘coat tail effect’ dianggap akan ikut memengaruhi elektabilitas partai dan perolehan kursi.

Untuk itu, partai politik sangat berhitung sekali dan memilih wait and see terkait bakal calon yang akan diusung dalam Pilpres 2024 nanti.

PKS dinilai sebagai partai politik yang mengerti dan memahami kondisi ini. Karena itu, PKS sedikit menggeser strategi. Salah satunya terkait sosok pasangan bakal capres-cawapres yang akan diusung partai ini.

Sebelumnya, partai ini menyatakan akan mengusung kader sendiri. Namun, sampai sekarang hal ini tak terjadi.

Alih-alih mendorong kader sendiri, partai ini justru merapat ke Partai NasDem yang sudah memiliki kandidat sendiri.

Elektabilitas terus turun

PKS memang harus jeli dan hati-hati. Pasalnya, hasil survei sejumlah lembaga menyatakan, elektabilitas partai ini terus menurun dan terancam akan menjadi partai juru kunci di Pemilu 2024 nanti.

Pada Pemilu 2019 lalu PKS berada di posisi enam dengan perolehan suara sah 11.493.663 (8,21 persen).

Namun jika merujuk hasil survei sejumlah lembaga yang dilakukan pada medio Mei – Juni lalu, elektabilitas PKS terus menurun.

Sebut saja hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan angka elektabilitas PKS hanya 5,4 persen. Elektabilitas partai ini menurun, jika dibandingkan dengan hasil survei pada Januari lalu, yang masih di angka 6,8 persen.

Sementara merujuk hasil survei Poltracking Indonesia, elektabilitas PKS hanya di angka 5,8 persen.

Hasil lebih rendah lagi ditunjukkan survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Menurut hasil survei yang dilakukan lembaga ini pada Mei 2022, elektabilitas PKS hanya berada di kisaran 2,5 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com