"Jika Ganjar Pranowo berada di kekuasaan menggantikan Jokowi, bisa saja arus perubahan kepemimpinan di PDI-P tidak lagi berkutat ke dua nama, Puan dan Prananda," kata Umam.
"Tapi bisa juga membuka peluang bagi tampilnya Jokowi menggantikan Megawati," lanjut dosen Universitas Paramadina itu.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, manuver-manuver PDI-P memperlihatkan bahwa Puan tengah disiapkan untuk menggantikan Megawati di kursi ketua umum partai penguasa itu.
Yunarto mengatakan, konsolidasi dengan kader partai di daerah sedianya menjadi tugas ketua umum parpol. Namun, belakangan, tugas itu diemban oleh Puan.
Baca juga: Hasil Rakernas PDI-P dan Megawati yang Belum Mau Umumkan Capres
Megawati sendiri memang sudah sering mengatakan bahwa dengan usia dan kondisi kesehatannya sekarang, tidak memungkinkan baginya berkeliling ke daerah seperti waktu muda dulu.
"Mungkin juga ini secara internal sebagai upaya menyiapkan Mbak Puan untuk menjadi pengganti Bu Mega di jabatan ketua umum entah kapan," kata Yunarto kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).
Menurut Yunarto, boleh jadi Puan merupakan kandidat kuat pengganti Megawati. Sebab, tidak hanya berpengalaman mengemban jabatan penting di partai, Puan pernah berada di pemerintahan sebagai Menko PMK, lalu kini di legislatif sebagai Ketua DPR RI.
Oleh karenanya, dengan memberikan tugas-tugas khusus ke Puan, Mega seakan ingin mengenalkan putrinya ke seluruh kader PDI-P dan masyarakat, sebelum kelak melimpahkan tongkat estafet kepemimpinan.
"Karena kita tahu partai ini masih sangat terpusat hanya pada sosok Bu Mega yang sudah puluhan tahun menjadi faktor pengikat," ujarnya.
Baca juga: Megawati: Saya Merasa Berterima Kasih, Tidak Salah Pilih Deklarasi Pak Jokowi
Yunarto memprediksi, regenerasi di tubuh PDI-P kelak tak akan jauh dari trah Soekarno. Sebabnya, ideologi politik partai banteng sejak dulu selalu berkiblat pada sosok Proklamator Soekarno.
Oleh karenanya, kecil kemungkinan tahtatertinggi partai dilimpahkan pada figur di luar garis keturunan presiden pertama RI itu.
"Kalau saya melihat tetap trah Bung Karno atau darah biru ini memiliki peluang yang jauh lebih besar ketika berbicara mengenai posisi ketua umum atau faktor pengikat di internal," kata dia.
Yunarto menambahkan, PDI-P hanya akan membuka peluang bagi sosok di luar trah Soekarno dalam urusan pencalonan presiden. Ini dibuktikan dengan penujukan Jokowi sebagai presiden yang diusung partai tersebut.
"Saya pikir kalau untuk (kursi ketua umum) PDI Perjuangan akan mengarah pada 'darah biru'. Peluang bagi sosok di luar darah biru lebih terbuka untuk posisi capres dan itu pernah ditunjukkan Bu Mega ketika memajukan Jokowi sebagai presiden," kata Yunarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.