"Karena kita sayang sama Ibu Mega kita jaga kesehatannya, kalau acara besar, acara urgent, acara penting ibu akan hadir," tuturnya.
Baca juga: Dapat Tugas Khusus dari Megawati, Puan Disiapkan Jadi Penerus Ketum PDI-P?
Sementara, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat beralasan, ditunjuknya Puan untuk konsolidasi ke daerah adalah karena peran putri bungsu Megawati itu di internal PDI-P sebagai Ketua DPP bidang politik.
"Mbak Puan itu di DPP sebagai ketua bidang politik. Beliau putrinya Bu Megawati," kata Djarot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2022).
Terkait tugas Puan menjalin komunikasi dengan partai-partai politik lainnya, kata Djarot, ini karena jabatan dia sebagai Ketua DPR RI yang kerap bertemu fraksi-fraksi partai di Parlemen.
"Komunikasi lintas fraksi itu pasti dilakukan oleh beliau. Semua partai-partai politik itu kan ada fraksi-fraksi juga kan dan setiap saat juga bertemu sama beliau (Puan Maharani)," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Membaca ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan bahwa ditunjuknya Puan untuk menjalankan kerja-kerja kepartaian tak lepas dari upaya PDI-P menyiapkan regenerasi kepemimpinan.
Regenerasi di tubuh PDI-P adalah keniscayaan. Apalagi, Megawati telah memimpin partai berlambang banteng itu sekitar 30 tahun.
Baca juga: Banting Tulang PDI-P demi Antar Puan Maharani ke Panggung Pilpres...
"Regenerasi kepemimpinan menjadi kebutuhan fundamental sekaligus peluang besar untuk melakukan transformasi kualitas mesin politik partai," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (5/7/2022).
Umam menilai, besar kemungkinan Megawati melimpahkan tahtanya ke Puan. Namun, tak menutup kemungkinan presiden kelima RI itu menunjuk putranya yang selama ini banyak bekerja di balik layar, Prananda Prabowo.
Kendati begitu, menurut Umam, sosok Puan punya rekam jejak politik yang lebih panjang dengan jaringan yang tampak lebih mapan dibanding Prananda.
"Karena itu, penempatan Puan sebagai pengganti Megawati tampaknya akan lebih prospektif untuk mengonsolidasikan sel-sel politik PDI-P di masa mendatang," ujar Umam.
Namun demikian, lanjut Umam, jika ke depan Prananda tampil lebih terbuka di hadapan publik, bisa jadi dia dan Puan berbagi peran setara.
Keduanya dapat membuat kesepakatan untuk memilih, apakah ingin mengelola partai sebagai ketua umum, ataukah hendak berada di jabatan publik baik di pemerintahan eksekutif maupun legislatif.
Baca juga: Tanda Tanya Capres PDI-P: Kuasa Megawati dan Kalkulasi Politik
Di luar itu, lanjut Umam, tak menutup kemungkinan tongkat kepemimpinan PDI-P dilanjutkan oleh sosok di luar trah Soekarno.
Menurut dia, perihal itu akan ditentukan oleh dinamika politik ke depan, khususnya terkait calon presiden yang akan diusung oleh PDI-P di 2024.