JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, gelombang Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 akan berlangsung sedikit lebih lama dibandingkan gelombang virus corona sebelum-sebelumnya.
Namu demikian, gelombang ini diperkirakan tidak lebih parah dari varian Delta yang berlangsung medio 2021.
"Kalau saya masih melihat masa kritis itu sampai kita harus waspadai sampai Oktober," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).
Baca juga: UPDATE 4 Juli: Kasus Covid-19 Bertambah 1.434, Tersebar di 21 Provinsi
Menurut Dicky, imbas dari gelombang BA.4 dan BA.5 tidak akan separah varian-varian corona sebelumnya karena imun masyarakat yang sudah meningkat akibat vaksin.
Namun, belum juga varian BA.4 dan BA.5 mencapai puncak, muncul subvarian baru yakni BA.275. Inilah yang diprediksi jadi penyebab lamanya gelombang keempat pandemi.
"(Subvarian) ini sudah datang dan memperpanjang masa gelombang itu," jelas Dicky.
Untuk menghadapi puncak lonjakan kasus, menurut Dicky, pemerintah seharusnya memberlakukan sejumlah pengetatan protokol kesehatan.
Misalnya, tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat meski bukan PPKM level 3 dan 4. Kemudian, kembali mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan.
Baca juga: Menkes Sebut 100 Persen Kasus Covid-19 di Jakarta adalah Subvarian BA.4 dan BA.5
Selain itu, penting untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster, utamanya pada kalangan rentan dan lanjut usia.
Pemerintah juga didorong untuk kembali menerapkan syarat tes antigen untuk acara-acara yang menimbulkan kerumunan dan perjalanan jarak jauh, atau minimal mensyaratkan vaksinasi booster.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.