Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Sebut Belum Ada Ajakan Gabung Koalisi Gerindra-PKB

Kompas.com - 04/07/2022, 17:53 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Mabruri mengatakan, belum mendapatkan ajakan untuk merapat ke koalisi yang dibentuk Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ia menyebut saat ini pihaknya masih terus melakukan komunikasi politik dengan berbagai partai politik (parpol).

“PKS sejauh ini belum ada ajakan bergabung,” tutur Mabruri dihubungi Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Padahal, PKB sempat menyinggung telah mewacanakan pembentukan koalisi dengan PKS yang diberi nama "Semut Merah".

Baca juga: Jika Berkoalisi dengan Demokrat-PKS, Nasdem Diyakini Tak Akan Keluar Kabinet

Mabruri mengungkapkan, hal itu baru sekedar wacana yang dilontarkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

Ide tersebut, lanjut dia, belum berdampak signifikan pada tawaran yang diberikan pada PKS.

“Koalisi 'Semut Merah' waktu itu kan baru usulan dari Pak Waketum PKB. Setelah itu belum ada pembicaraan intensif lagi,” ucapnya.

Ia justru menyampaikan, ajakan serius untuk bergabung dengan koalisi malah disampaikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam Milad ke 20 PAN akhir Mei lalu.

“Yang ada malah Pak Zulhas minta PKS bergabung ke KIB,” ucap dia.

Baca juga: Nasdem Dinilai Bisa Menjadi Mitra yang Baik Untuk PKS dan Demokrat Untuk Membangun Koalisi

Selain itu, komunikasi cukup serius dan terbuka baru dijalin dengan Partai Nasdem.

Tapi hingga kini, ia mengaku PKS belum menentukan sikap politiknya untuk menghadapi Pemilu 2024.

“PKS sampai saat ini aktif komunikasi dengan beberapa partai, tapi belum mengerucut. Ibarat orang pacaran masih PDKT,” imbuh dia.

Diketahui saat ini ada dua poros politik yang terbentuk untuk menghadapi Pemilu 2024.

Pertama, KIB yang diisi oleh Partai Golkar. PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Kedua, koalisi Partai Gerindra dengan PKB.

Baca juga: Surya Paloh Sebut Nasdem Bisa Saja Koalisi dengan PKS-Demokrat, Jadi Ada 3 Capres 2024

Sementara itu, PKS tercatat telah melakukan komunikasi politik dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

Namun, kesepakatan koalisi belum tercapai antara ketiga parpol tersebut.

Berbagai parpol saling menjajaki kerjasama guna memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencapresan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Ketentuan itu diatur dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Disebutkan pasangan calon presiden-wakil presiden bisa diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu yang memenuhi syarat perolehan minimal 20 persen kursi di DPR atau memperoleh 25 persen suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com