Lewat sebulan setelahnya, Jokowi mengumumkan Jusuf Kalla sebagai cawapresnya. Jokowi bilang, deklarasi cawapres itu diputuskan partainya dan parpol-parpol koalisi Pilpres 2014.
"Setelah melalui pertemuan dan konsultasi dengan partai pendukung, PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura, serta pertimbangan dari Ibu Megawati Soekarnoputri, tadi malam telah kami putuskan, calon wakil presiden yang akan mendampingi saya adalah Bapak Drs Haji Mohammad Jusuf Kalla," kata Jokowi di Gedung Joang, Jakarta Pusat, 19 Mei 2014.
Akhirnya, Jokowi dan Kalla melaju ke Pilpres 2014 dan berhasil memenangkan pertarungan melawan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Baca juga: PDI-P soal Deklarasi Capres 2024: Tunggu Ibu Ketum, Sabar, Jangan Grasah-grusuh
Empat tahun memimpin RI bersama Kalla, Jokowi kembali dideklarasikan sebagai capres Pemilu 2019.
Kala itu, 23 Februari 2018, Megawati langsung yang mengumumkan pencalonan Jokowi dalam Rakernas PDI-P yang saat itu digelar di Bali.
"Dengan ini saya nyatakan calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo," kata Megawati.
Sementara, cawapres Jokowi diumumkan di detik terakhir, satu hari sebelum pendaftaran capres cawapres Pemilu 2019 ditutup, yakni 9 Agustus 2018.
Saat itu, sempat beredar kabar Mahfud MD akan mendampingi Jokowi ke panggung pilpres. Namun, melalui rapat bersama koalisi 9 partai, diputuskan bahwa Ma'ruf Amin yang menjadi cawapres Jokowi.
"Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin," kata Jokowi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2022).
Jokowi dan Ma'ruf lantas mendaftarkan diri sebagai capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) keesokan harinya, 10 Agustus 2018. Keduanya berhasil menjadi pemenang setelah unggul dari Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Terkait ini, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai bahwa PDI Perjuangan sebenarnya tak terlalu khawatir soal pencapresan. Ini karena PDI-P menjadi satu-satunya partai yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
Karena bisa mengusung capres dan cawapresnya sendiri, PDI-P punya lebih banyak waktu untuk menimbang dan memilih calon terbaik.
Hal ini dinilai menjadi alasan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tak kunjung mengumumkan capresnya hingga kini.
"PDI-P sebagai partai bisa mencalonkan sendiri tanpa koalisi karena memenuhi ambang batas pencalonan presiden memang lebih terlihat kalem," kata Bawono kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).
Baca juga: Jadi Satu-satunya Partai yang Penuhi Presidential Threshold, PDI-P Dinilai Merasa Aman soal Capres
Bawono menduga, terpenuhinya presidential threshold membuat PDI-P merasa lebih aman. Sebab, modal tersebut menjadi faktor penarik partai lain untuk merapat ke partai banteng.