Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Tanya Capres PDI-P: Kuasa Megawati dan Kalkulasi Politik

Kompas.com - Diperbarui 04/07/2022, 11:03 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan tak bergeming. Di tengah riuhnya bursa pencalonan presiden menuju 2024, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tetap teguh pada pendirian, belum mau mengumumkan nama calon presiden (capres).

Dikatakan berulang kali oleh para kader partai banteng, PDI-P menunggu arahan ketua umum perihal pencapresan.

Sementara, hingga kini belum ada sinyal Megawati bakal mengumumkan nama capres pilihannya.

Baca juga: PDI-P soal Deklarasi Capres 2024: Tunggu Ibu Ketum, Sabar, Jangan Grasah-grusuh

Bukannya PDI-P tak punya nama potensial untuk dicalonkan di pilpres. Sebutlah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR RI Puan Maharani yang namanya kerap disebut-sebut dalam survei elektabilitas capres 2024.

Bahkan, isu berembus mengatakan bahwa Ganjar dan Puan bersaing di internal PDI-P memperebutkan tiket menuju panggung pencapresan.

Bisa jadi, belum diumumkannya capres PDI-P ini karena Megawati masih menimbang-nimbang pertaruhan. Mungkin juga ini bagian dari strategi.

Tak terpengaruh partai lain

Terbaru, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa partainya tidak terpengaruh oleh partai lain soal deklarasi pencapresan.

Ini menangapi Partai Gerindra yang dalam waktu dekat akan mengumumkan nama ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai capres.

"Kalau masalah Gerindra itu masalah otonom Partai Gerindra, silakan. Tapi kalau PDI-P menunggu ibu ketua umum. Yang sabar sedikit, jangan grasah-grusuh, jangan kesusu (terburu-buru)," kata Djarot di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (3/7/2022).

Baca juga: Sumbar jadi Wilayah yang Menantang, PDI-P Akan Kerahkan Kekuatan untuk Menangkan Pemilu 2024

Djarot mengaku dirinya bahkan tak tahu menahu soal rencana deklarasi pencapresan Prabowo.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun mengatakan, dirinya belum bisa memastikan apakah PDI-P akan merapat ke Gerindra jika partai berlambang Garuda itu mendeklarasikan Prabowo sebagai capres.

"Saya belum pernah mendengar deklarasi itu. Itu masih prediksi, imajinasi, spekulasi ini. Kami di dalam (PDI-P), tidak main spekulasi," ujarnya.

Kuasa ketua umum

Para kader PDI-P paham betul bahwa perihal capres merupakan wewenang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Ihwal tersebut telah ditegaskan dalam hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P yang diumumkan pada Kamis (23/6/2022).

"Rakernas II Partai menegaskan bahwa penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung oleh PDI Perjuangan pada Pemilu 2024, berdasarkan keputusan Kongres V Partai, AD/ART Partai dan tradisi demokrasi partai adalah hak prerogatif Ketua Umum Partai, Prof DR (HC) Megawati Soekarnoputri," kata kader PDI-P yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membacakan hasil rakernas di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis.

Baca juga: PDI-P Diprediksi Sulit Cari Mitra Koalisi jika Usung Puan pada Pilpres

Dalam acara yang sama, Megawati mengatakan bahwa dirinya memang belum mengumumkan nama capres-cawapres yang akan diusung partainya. Dia pun meminta semua pihak bersabar.

"Tentu semuanya berpikir, kenapa ya ibu, sudah banyak itu pertanyaan. Kapan mau mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden, ya sabar lah sedikit," kata dia.

Megawati beralasan, dirinya belum selesai menghitung dan mempertimbangkan mana calon yang tepat.

Menurut Mega, sebagai ketua umum pemegang hak prerogatif untuk menentukan capres, dirinya harus betul-betul teliti sebelum ambil keputusan.

"Saya sebagai ketua umum harus menghitung gitu loh, jadi perhitungan saya belum selesai," tutur Presiden ke-5 RI itu.

Baca juga: Jadi “Rebutan” PDI-P dan Nasdem, Seberapa Besar Elektabilitas Ganjar Pranowo Jelang Pilpres 2024?

Kriteria Mega

Kendati belum mengumumkan nama, Megawati sempat menyinggung kriteria kader yang bakal dipilihnya sebagai capres.

Megawati mengaku, dia tak akan memilih sosok yang hanya bermodalkan elektoral. Menurutnya, calon pemimpin semestinya memiliki kemampuan tata kelola negara yang kuat.

"Maka pemimpin yang saya cari tidak hanya yang mengandalkan elektoral semata," ucap Megawati.

Mega menyebut, tantangan bagi seorang calon pemimpin tidaklah ringan. Ada banyak persoalan ke depan terkait persoalan negara yang tak bisa diselesaikan hanya bermodalkan elektoral yang tinggi.

"Seperti ketidakpastian global, ancaman resesi dunia, krisis pangan dan masih banyak lainnya," kata putri Proklamator Soekarno itu.

Tak khawatir

Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai bahwa belum diumumkannya capres PDI-P hingga kini adalah karena partai tersebut merasa tak khawatir soal pencapresan.

Sebagai partai penguasa yang bisa mengusung calon presidennya sendiri, PDI-P punya banyak waktu untuk menimbang dan memilih capres terbaik.

"PDI-P sebagai partai bisa mencalonkan sendiri tanpa koalisi karena memenuhi ambang batas pencalonan presiden memang lebih terlihat kalem," kata Bawono kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Bawono menilai, PDI-P merasa lebih aman karena menjadi satu-satunya partai yang memenuhi presidential threshold. Sebab, modal tersebut juga dirasa menjadi faktor penarik partai lain untuk merapat ke partai banteng.

Baca juga: Respons PDI-P hingga Golkar soal Wacana Duet Ganjar-Anies

Selain itu, lanjut Bawono, sudah menjadi langgam politik PDI-P mengumumkan nama capres di detik-detik menuju pendaftaran calon presiden.

"Seperti juga kebiasaan mereka selama ini sebagai partai politik dengan kursi terbesar di parlemen kemungkinan memutuskan pilihan dalam pemilihan presiden mendatang di last minute," tuturnya.

Kendati begitu, Bawono menilai, keputusan PDI-P yang belum juga buka suara terkait pencapresan belum tentu menarik partai-partai lain untuk merapat.

Menurutnya, parpol lain akan menimbang sosok yang kelak diusung PDI-P, dan tentu menghitung peluang kemenangannya.

"Apalagi bila bakal calon diusung nanti memiliki prospek elektoral menjanjikan untuk menang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com