JAKARTA, KOMPAS.com - Selain menarik kembali kebijakan pelonggaran masker di luar ruangan, pemerintah diminta terus menggiatkan penggunaan masker, menerapkan testing dan menggalakkan kampanye vaksinasi dosis ketiga (booster) untuk saat ini.
Imbauan itu disampaikan Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman melihat tren kenaikan kasus infeksi harian Covid-19, yang disebabkan penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Menurut Dicky, ketiga cara itu harus diterapkan bersama-sama supaya efektif dalam mengendalikan kenaikan kasus Covid-19.
"Bukan hanya mengandalkan pada vaksin ya, booster khususnya, tapi juga masker ini penting sekali karena vaksin tidak menjamin orang tidak terinfeksi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/7/2022).
Dicky mengatakan, seseorang yang sudah menjalani vaksinasi sebanyak 3 dosis tetap tidak menjamin 100 persen dia tidak menularkan Covid-19.
Maka dari itu, kata Dicky, kombinasi antara vaksinasi dengan penggunaan masker diharapkan mampu menekan potensi penularan atau infeksi.
Baca juga: Wapres: Pemerintah Tarik Kebijakan Pelonggaran Penggunaan Masker di Luar Ruangan
"Masker membantu mengurangi itu, tapi juga jangan lupakan testingnya," ucap Dicky.
"Testing ini penting. Antara lain misalnya pun ada pelonggaran-pelonggaran di aktivitas, pertemuan atau apapun, testing yang menjadi bagian dari upaya skrining ataupun deteksi ini jangan sampai abai," sambung Dicky.
Dicky juga menyambut baik langkah pemerintah menarik kebijakan pelonggaran masker di luar ruangan di tengah kondisi kenaikan kasus Covid-19.
Keputusan pemerintah menarik kebijakan pelonggaran masker di luar ruangan disampaikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Jumat (1/7/2022) lalu.
Dia mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker, hingga angka harian Covid-19 di Tanah Air kembali turun.
Baca juga: Pemerintah Tarik Kebijakan Pelonggaran Masker di Luar Ruangan, Epidemiolog: Keputusan Tepat
"Protokol kesehatan tetap kita ketatkan, masker terutama ya, ada kenaikan terpaksa masker harus dipakai lagi. Jadi kelonggaran itu kita tarik dulu sampai nanti situasinya memungkinkan baru kita buka lagi," kata Ma'ruf di Universitas Nahdlatul Ulama Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Ma'ruf mengatakan, dengan kenaikan kasus Covid-19 ini, pemerintah masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sesuai situasi pandemi Covid-19 di masing-masing wilayah.
Ia mengatakan, pembatasan kegiatan masyarakat yang akan diterapkan oleh pemerintah pun disesuaikan dengan tingkat PPKM di daerah tersebut.
"Kita berusaha supaya jangan sampai bisa terjadi kenaikan yang sampai levelnya menjadi naik. Karena kita tidak ingin megurangi mobilitas masyarakat, sebab itu berpengaruh pada perkembangan ekonomi kita yang sudah baik," kata dia.