Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Jumlah Buruh Meninggal di Malaysia, Kemenlu: Jumlahnya 15 Orang, Ada Diskrepansi Data

Kompas.com - 01/07/2022, 09:56 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengklarifikasi informasi yang menyebutkan ratusa buruh migran asal Indonesia yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigresen (DTI) Sabah, Malaysia.

Menurut dia, adanya laporan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) yang menyebut terdapat sekitar 149 buruh migran sepanjang tahun 2020-2021 di 5 pusat tahanan imigrasi wilayah Sabah, tidak sesuai dengan data yang ada.

"Jumlah WNI yang meninggal karena berbagai hal di tempat detensi dari tahun 2021-2022 ini 15 orang. Dengan demikian ada diskrepansi (ketidaksesuaian) data," kata Teuku Faizasyah dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (30/6/2022).

Dia menuturkan, data tersebut didapat saat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melakukan kroscek dan meminta klarifikasi melalui perwakilan RI di Kota Kinabalu dan Tawau dengan Pengarah Imigresen Wilayah Sabah dan Jabatan Kesihatan Negeri Sabah (JKNS) Malaysia.

Baca juga: Ratusan Buruh Migran Indonesia Meninggal di Malaysia, Partai Buruh Akan Gugat ke Mahkamah Internasional

Lewat pertemuan itu, Kemenlu mendapat konfirmasi atas informasi yang beredar serta jumlah buruh migran yang tewas akibat beberapa hal.

"Memang kalau dari sisi jumlah ada data awal yang disebutkan oleh KBMB. Kurang lebihnya ada data yang kita minta klarifikasi kembali," ucap Faiza.

Kendati demikian dia menekankan, fenomena meninggalnya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi buruh migran di luar negeri tetap menjadi perhatian serius pemerintah.

Oleh karena itu dalam pertemuan, Indonesia meminta Malaysia melakukan penanganan dan perlakuan yang lebih baik terhadap buruh migran RI, utamanya soal kesejahteraan dan kesehatan.

"Pemerintah dalam pertemuan tersebut juga menggarisbawahi harapan lebih baik lagi dalam penanganan WNI kita yang ada di tempat-tempat karena berbagai permasalahan," sebutnya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono, berencana datang dari Kuala Lumpur ke Sabah untuk melakukan pendalaman terkait meninggalnya para buruh migran.

Baca juga: Indonesia Minta Malaysia Segera Pulangkan Buruh Migran yang Ditahan

Selain mendalami, duta besar juga dijadwalkan membahas peristiwa ini dengan pihak-pihak terkait di Malaysia.

"Mudah-mudahan setelah pertemuan tersebut kita bisa mendapatkan konfirmasi berita yang lebih komprehensif lagi dari perwakilan kita di Malaysia. Namun pemerintah memberikan perhatian yang sangat serius atas permasalahan ini," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, 149 buruh migran asal Indonesia, disebut meninggal di dalam pusat tahanan imigrasi Sabah, Malaysia yang diduga diperlakukan tidak manusiawi dan dugaan kekerasan.

Menurut anggota Koalisi Buruh Migran Berdaulat, KBMB Abu Mufakhir, WNI yang ditangkap karena melanggar aturan imigrasi itu diduga hidup dalam kondisi tidak layak dan tak punya akses ke kesehatan.

Tim pencari fakta dari KBMB, menemukan selama 2021 hingga juni 2022, 149 WNI tewas di sejumlah WNI di Sabah, Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com