JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo tengah menjalankan misi kemanusiaan dengan melawat ke Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Dari Ukraina, Jokowi bertolak ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
Tujuan Jokowi satu, mengupayakan perdamaian di dua negara yang tengah berperang.
Baca juga: Usai dari Ukraina, Jokowi Lanjutkan Perjalanan ke Rusia untuk Temui Putin
Ini bukan kali pertama Jokowi melawat ke negara yang sedang berkonflik. Awal 2018, presiden mendapat sorotan lantaran nekat berkunjung ke Afghanistan yang kala itu masih dilanda pertempuran.
Meski hanya enam jam, kunjungan Jokowi ke Afghanistan kala itu berlangsung dramatis karena dibayang-bayangi ancaman teror.
Senin, 29 Januari 2018 menjadi hari bersejarah bagi Jokowi. Bersama rombongan, presiden berhasil menginjakkan kaki di Kabul, ibu kota Afghanistan.
Hari itu merupakan kunjungan yang tak biasa. Sebab, Kota Kabul masih dibayang-bayangi ancaman teror.
Pada 21 Januari 2018 atau delapan hari sebelum ketibaan Jokowi, bom meledak di Hotel Intercontinental menewaskan lebih dari 20 orang. Serangan ini diklaim dilakukan kelompok Taliban.
Teror berlanjut. 27 Januari 2018 atau dua hari sebelum Jokowi tiba, bom bunuh diri menghantam pusat Kota Kabul.
Pelaku kala itu menggunakan ambulans berisi penuh bahan peledak. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 103 orang.
Baca juga: Jokowi, Presiden RI Kedua yang Melawat ke Negara Perang Membawa Misi Perdamaian
Bahkan, dua jam sebelum Jokowi menginjakkan kaki di Kota Kabul atau Senin (29/1/2018) pagi, markas akademi militer di Kabul diserang.
Sebanyak lima tentara Afghanistan tewas dan 10 lainnya mengalami luka dalam serangan yang diklaim dilakukan ISIS tersebut.
Kendati demikian, Jokowi tak gentar. Dia tetap berkeras ke Afghanistan untuk menyelesaikan rangkaian kunjungan kerjanya ke lima negara di Asia.
Dalam situasi mencekam, pesawat kepresidenan Indonesia-1 mendarat di Bandar Udara Internasional Hamid Karzai, Kabul, tepat pukul 11.40 waktu setempat.
Saat itu, hujan salju turun mengiringi ketibaan Jokowi serta Ibu Negara Iriana dan rombongan. Mereka disambut Wakil Presiden Afghanistan Sarwar Danish di ujung tangga pesawat.
Jokowi pun menjadi presiden RI kedua yang menjejakkan kaki di Afghanistan setelah kunjungan proklamator RI, Soekarno, pada tahun 1961.
Baca juga: Enam Jam Jokowi di Afghanistan...
Karena situasi masih tegang akibat peperangan, pemerintah Afghanistan memberlakukan pengamanan yang sangat ketat kepada Jokowi dan rombongan.
Diceritakan Sekretaris Kabinet Pramono Anung kala itu, sepanjang jalan dari bandara menuju Istana Presiden Afganistan, mobil rombongan melalui jalan-jalan berbeton. Kendaraan dilapisi baja, dan 2 helikopter mengawal terbang di atas mobil presiden.
Rompi antipeluru juga sudah disiapkan. Namun, saat itu Jokowi menolak menggunakannya karena merasa pengamanan sudah cukup.
Sesampainya di Istana Arg, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sudah menunggu di pelataran. Jokowi pun disambut peluk hangat dan senyum lebar Presiden Ghani.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.