LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, perbedaan soal jatuhnya Hari Raya Idul Adha yang ditetapkan oleh pemerintah dan Pengurus Pusat Muhammadiyah merupakan hal yang biasa terjadi.
Ma'ruf berpendapat, masyarakat Indonesia sudah lebih dewasa sehingga tidak lagi meributkan perbedaan tersebut
"Dulu itu ketika tejadi perbedaan terjadilah keributan di masyarakat, tapi sekarang masyarakat kita sudah dewasa, sudah legawa. Jadi kalau ada yang tidak sama, itu mereka toleransinya sudah tinggi," kata Ma'ruf usai meninjau peternakan sapi di Lombok Barat, Kamis (1/6/2022).
Baca juga: Pemerintah Tetapkan Idul Adha 10 Juli, Simak Panduan Shalat dan Berkurban di Tengah Wabah PMK
Menurut Ma'ruf, masyarakat pun sudah mengetahui pilihannya masing-masing, antara mengikuti keputusan pemerintah atau Muhammadiyah.
"Jadi, enggak ada masalah, itu sudah kita bangun lama sekali supaya ada saling pengertian di antara semua pihak," ujar Ma'ruf.
Pemerintah telah menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha jatuh pada Minggu (10/7/2022), berbeda dengan Muhammadiyah yang menetapkan Idl Adha jatuh pada Sabtu (9/7/2022).
Keputusan pemerintah tersebut diambil melalui sidang isbat pada Rabu (29/6/2022) kemarin setelah memantau keberadaan hilal.
Baca juga: Sejarah Hari Raya Idul Adha
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhif Sa'adi menyampaikan, ada dua metode yang ditetapkan dalam menentukan waktu awal Zulhijah 1443 Hijriah, yakni metode hisab (perhitungan astronomi) dan metode rukyat (melihat langsung keberadaan hilal) yang tidak terpisahkan.
"Keduanya adalah metode yang saling melengkapi satu dengan yang lain, keduanya sama pentingnya,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.