Fidelis merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintah Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Dia menanam ganja untuk mengobati istrinya yang didiagnosa menderita syringomyelia atau tumbuhnya kista berisi cairan atau syrinx dalam sumsum tulang belakang.
Yeni didiagnosa mengidap syringomyelia pada Januari 2016. Sejak saat itu, Fidelis sendiri yang merawat Yeni di rumahnya dibantu oleh seorang perawat dan panduan perawatan penyakit syringomyelia dari sejumlah literatur.
Baca juga: Jalan Panjang Legalisasi Ganja Medis lewat Gugatan UU Narkotika di MK...
Penyakit syringomyelia membuat kondisi tubuh Yeni memprihatikan. Dia sulit tidur hingga berhari-hari.
Yeni juga tidak bisa mengeluarkan urine hingga perutnya membesar, atau sebaliknya, tak bisa mengendalikan kencing karena terjadi pembengkakan di sekitar kemaluan.
Setiap makanan yang ditelan Yeni tak berapa lama dimuntahkan kembali. Selain itu, terdapat luka besar dan dalam di pinggang tengah bagian belakang yang membuat tulang Yeni terlihat.
Kaki Yeni juga sering mengalami kram dan kebas dengan rasa sakit yang kadang membuatnya harus berteriak menahan kesakitan.
Yeni juga kerap kali mengeluarkan keringat berlebihan, sekalipun cuaca dingin atau dalam ruang yang dilengkapi AC.
Berbagai pengobatan yang sudah dijajal mulai dari obat medis, obat herbal, bahkan orang pintar. Namun, upaya itu tak mampu mengembalikan kondisi fisik Yeni.
Berbekal literatur-literatur yang didapat dari luar negeri, Fidelis akhirnya menerapkan pengobatan ekstrak ganja untuk istrinya. Ganja itu ditanam Fidelis sendiri di rumahnya.
Sejak mendapat pengobatan tersebut, kondisi Yeni berangsur-angsur membaik. Nafsu makannya mulai meningkat dan tidurnya bisa pulas sebagaimana orang pada umumnya.
Pencernaan Yeni juga mulai lancar, baik itu buang air kecil maupun buang air besar.
Tak hanya itu, lubang-lubang pada sejumlah luka di tubuh Yeni pun perlahan menutup. Pandangan mata dan penglihatan Yeni juga mulai jelas dan ingatannya mulai pulih.
Namun, keceriaan itu tak berlangsung lama. Pada 19 Februari 2017, petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap Fidelis karena kedapatan menanam 39 batang pohon ganja di rumahnya.
Fidelis pun ditahan oleh BNN Kabupaten Sanggau. Ekstrak ganja untuk Yeni dimusnahkan. Artinya, pengobatan ganja untuk Yeni berakhir.
Baca juga: Akhir Perjuangan Suami yang Obati Istrinya dengan Ganja, Fidelis Bebas dari Penjara
Dari situ, kondisi Yeni yang semula sudah membaik mengalami kemunduran. Ia kembali mengalami sulit tidur dan nafsu makannya turun.
Luka-luka baru di tubuh Yeni kembali terbuka, bahkan muncul di tempat baru. Perut Yeni juga perlahan bengkak.
Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun kondisinya tak juga membaik.
Akhirnya, tepat 32 hari setelah Fidelis ditangkap BNN, Yeni mengembuskan napas terakhir.