Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Menakar Peluang Jokowi Hentikan Perang

Kompas.com - 29/06/2022, 09:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jejak Indonesia

Presiden Jokowi tak sendiri. Sebelumnya Presiden kedua Indonesia, Soeharto juga pernah melakukan langkah serupa.

Dia mengunjungi Sarajevo, ibu kota Bosnia Herzegovina. Padahal saat itu Bosnia sedang dikepung dan dibombardir oleh Serbia.

Di tengah baku tembak antara Bosnia dan Serbia, Soeharto datang dan meminta kedua negara untuk menahan diri dan menyudahi perang yang sudah merenggut ribuan nyawa ini.

Muhammad Jusuf Kalla juga pernah melakukan hal yang sama. Saat menjabat sebagai Wakil Presiden RI, pria yang akrab dipanggil JK ini datang ke Afganistan.

Padahal negara ini masih terlibat perang antara pasukan pemerintah dengan kelompok Taliban.

JK tak hanya menemui presiden Afganistan, namun juga menyambangi pimpinan Taliban.

Jejak peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia juga tersebar di berbagai organisasi dan lembaga, mulai dari PBB hingga ASEAN.

Amanat Konstitusi agar Indonesia terlibat dan berperan aktif dalam menjaga dan mewujudkan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial juga diimplementasikan di berbagai forum regional dan internasional.

Menakar peluang Jokowi

Lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia guna menyudahi konflik kedua negara memicu pro kontra.

Ada yang menilai upaya Jokowi ini akan terbentur tembok tinggi. Kemampuan Jokowi untuk menghentikan perang diragukan. Pasalnya, Indonesia tak memiliki kekuatan untuk menekan.

Indonesia tidak punya uang dan senjata untuk memaksa kedua negara melakukan gencatan senjata.

Meski demikian, ada juga yang menilai Jokowi berpeluang mendamaikan kedua negara yang tengah terlibat perang.

Alasannya, upaya negosiasi yang dilakukan Jokowi bisa menjadi exit strategi karena Rusia dan Ukraina memiliki alasan untuk menghentikan perang.

Ini terjadi dengan asumsi Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah ingin menghentikan perang, namun butuh cara yang elegan.

Posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 dianggap sebagai nilai lebih. Karena, negara-negara anggota G20 meliputi 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.

Posisi Indonesia yang ‘netral’ dalam menyikapi konflik Rusia dan Ukraina juga diharapkan bisa menuai kepercayaan dari kedua negara yang tengah bersengketa.

Mampukah Jokowi mendamaikan Rusia dan Ukraina? Lalu apa dampaknya jika Jokowi gagal dan perang masih berkepanjangan?

Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (29/6/2022), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com