JAKARTA, KOMPAS.com - Berita mengenai keakraban Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sejumlah kepala negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi G7 menjadi yang terpopuler pada Selasa (28/6/2022).
Selain itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diperkirakan bakal kesulitan mencari mitra koalisi jika bakal mengusung Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani pada pemilihan presiden 2024 mendatang berada pada posisi kedua berita terpopuler.
Kemudian berita pengunduran diri Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sunny Taniwidjaja karena mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati posisi ketiga berita terpopuler.
Presiden Joko Widodo telah selesai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-48 G7 yang digelar di Schloss Elmau, Pegunungan Alpen Bavaria, Jerman, pada 27 Juni 2022.
Dalam agenda tersebut, Kepala Negara mengikuti sesi konferensi dan sejumlah pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara G7 dan negara mitra G7.
Pada dua kegiatan tersebut, tampak keakraban Presiden Jokowi saat berinteraksi dengan para pemimpin dunia.
Presiden Jokowi selanjutnya melakukan sesi foto bersama.
Tampak Kepala Negara berdiri di antara Perdana Menteri Jerman Olaf Scholz dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Baca juga: Jokowi Naik Kereta 12 Jam Menuju Ukraina, Berangkat dari Polandia
Saat sesi foto tersebut, Jokowi yang berada di barisan depan tampak akrab bercengkerama dengan Presiden Joe Biden dan PM Jepang Fumio Kishida. Presiden Biden bahkan sempat merangkul Jokowi.
Pada pertemuan bilateral dengan Boris Johnson, tampak Jokowi menyambut Johnson di sebuah lounge.
Boris Johnson yang dikenal memiliki gaya komunikasi yang cukup luwes tampak langsung menanyakan kabar Jokowi.
"Apa kabar? Sangat senang sekali berjumpa dengan Anda," ujar Johnson sambil tangannya terlihat memukul ringan ke arah lengan Jokowi.
Peluang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) buat berkoalisi dengan partai politik lain dinilai semakin sempit jika mereka menginginkan mengusung Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani sebagai bakal calon presiden 2024.
Sebab elektabilitas Puan masih sangat jauh dibanding rekan satu partai sekaligus Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS), Agung Baskoro, walaupun PDI-P mempunyai peluang mengusung capres pada pemilihan presiden 2024 tanpa perlu membentuk koalisi, mereka tetap harus cermat dalam menentukan siapa calon yang bakal diusung.