Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2022, 15:05 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman atau yang lebih dikenal dengan Yenny Wahid mengatakan, pernyataannya yang kembali memantik perselisihan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dimaksudkan untuk mengingatkan kembali soal sejarah konflik internal di partai itu.

Sebab menurut Yenny saat ini ada upaya buat menghilangkan sejarah perseteruan internal PKB oleh kepengurusan yang saat ini dipimpin oleh Cak Imin, sapaan Muhaimin.

"Pertanyaan bahwa sebetulnya ini apa? Saya sebetulnya hanya ingin meluruskan sejarah. Di mana saat ini seolah-olah ada upaya untuk menghapuskan sejarah PKB," kata Yenny usai melepas Timnas Panjat Tebing di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (26/6/2022) pekan lalu, seperti dikutip dari Kompas TV.

Menurut Yenny, ayahnya yakni mendiang Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur, pernah terlibat perseteruan dengan Cak Imin pada 2008 silam.

Baca juga: Cak Imin Vs Yenny Wahid: Penyebab Konflik hingga Dampaknya untuk PKB

Perseteruan internal PKB itu akhirnya membuat Gus Dur yang merupakan salah satu pendiri PKB dan beberapa pengurus lain terdepak dari partai itu.

"Seolah-olah Gus Dur masih berada bersama PKB. Banyak masyarakat yang tidak memahami bahwa Gus Dur, lewat Muktamar Ancol yang diadakan oleh Cak Imin, Gus Dur sebagai pendiri PKB dikeluarkan dari PKB," ujar Yenny yang merupakan putri kedua Gus Dur.

Saling serang pernyataan kedua tokoh itu melalui media sosial bermula dari pernyataan Yenny yang menyatakan dia bukan bagian dari PKB yang kini dipimpin oleh Muhaimin.

"Saya PKB Gus Dur, bukan PKB Cak Imin," kata Yenny usai menghadiri acara di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022), seperti dikutip Kompas TV, Kamis (23/6/2022).

Yenny juga menyinggung elektabilitas Muhaimin yang berada di papan bawah.

Yenny mengimbau politikus yang elektabilitasnya rendah sebaiknya tidak memaksakan diri untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Kita mengimbau politisi yang surveinya enggak terlalu ngangkat enggak usah terlalu ngotot (maju pada pilpres)," ujarnya.

Baca juga: Respons Yenny Wahid yang Sentil Cak Imin, Waketum PKB: Kami Solid, Tak Ada Kubu

Selain itu, Yenny juga menyinggung hubungan yang tidak harmonis antara Cak Imin dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.

Menurut Yenny, seharusnya pimpinan PKB tak boleh berseberangan dengan warga Nahdliyin.

"Saya rasa yang paling utama, Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," ujar Yenny.

Setelah itu, Muhaimin menanggapi pernyataan Yenny melalui cuitan Twitter.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Beda dengan Jokowi, Ganjar Nilai Pembiayaan IKN Tak Harus Andalkan Investor

Beda dengan Jokowi, Ganjar Nilai Pembiayaan IKN Tak Harus Andalkan Investor

Nasional
Jokowi Minta Penyaluran Kredit ke UMKM Tak Cuma Lihat Agunan, tetapi Juga Prospeknya

Jokowi Minta Penyaluran Kredit ke UMKM Tak Cuma Lihat Agunan, tetapi Juga Prospeknya

Nasional
Transjakarta Ditempeli Stiker Caleg, Bawaslu: Kendaraan Pelat Kuning Tak Boleh untuk Kampanye

Transjakarta Ditempeli Stiker Caleg, Bawaslu: Kendaraan Pelat Kuning Tak Boleh untuk Kampanye

Nasional
Polri Antisipasi Ancaman Teror Saat Libur Nataru 2023/2024

Polri Antisipasi Ancaman Teror Saat Libur Nataru 2023/2024

Nasional
Kubu Anies: Ada Skenario Besar di Balik Ide Gubernur Dipilih Presiden dalam RUU DKJ

Kubu Anies: Ada Skenario Besar di Balik Ide Gubernur Dipilih Presiden dalam RUU DKJ

Nasional
Kejagung Sita 1.062 Gram Emas dan Uang Tunai Rp 76 Miliar Terkait Dugaan Korupsi IUP PT Timah

Kejagung Sita 1.062 Gram Emas dan Uang Tunai Rp 76 Miliar Terkait Dugaan Korupsi IUP PT Timah

Nasional
Sebut 42 Persen Publik Percaya Disinformasi Pemilu, Menkominfo: Jika Tak Diantisipasi, Bisa Lahirkan Polarisasi

Sebut 42 Persen Publik Percaya Disinformasi Pemilu, Menkominfo: Jika Tak Diantisipasi, Bisa Lahirkan Polarisasi

Nasional
Diminta Joget Saat Kampanye di Lampung, Anies: Kalau Ada Gagasan, Tak Perlu Berjoget

Diminta Joget Saat Kampanye di Lampung, Anies: Kalau Ada Gagasan, Tak Perlu Berjoget

Nasional
Disebut Pintar Merangkai Kata, Anies: Lebih Baik daripada Ditanya Diam Terus

Disebut Pintar Merangkai Kata, Anies: Lebih Baik daripada Ditanya Diam Terus

Nasional
Canangkan 12 Kampung KB di Papua Selatan, Kepala BKKBN: Wujudkan Keluarga Kecil Berkualitas

Canangkan 12 Kampung KB di Papua Selatan, Kepala BKKBN: Wujudkan Keluarga Kecil Berkualitas

Nasional
Polri Siapkan Konsep Rekayasa Lalu Lintas Saat Libur Nataru 2023/2024

Polri Siapkan Konsep Rekayasa Lalu Lintas Saat Libur Nataru 2023/2024

Nasional
Soal Info Palsu Doa Bersama Prabowo-Gibran di Lapangan TNI, TKN: Ada yang Hobi Menyerang

Soal Info Palsu Doa Bersama Prabowo-Gibran di Lapangan TNI, TKN: Ada yang Hobi Menyerang

Nasional
Minta Peringkat Daya Saing Indonesia Naik, Jokowi: Singapura di Ranking 4

Minta Peringkat Daya Saing Indonesia Naik, Jokowi: Singapura di Ranking 4

Nasional
TKN Prabowo: Hoaks dan Fitnah Tak Usah Dijawab, Kata Mas Gibran 'Senyumin Saja'

TKN Prabowo: Hoaks dan Fitnah Tak Usah Dijawab, Kata Mas Gibran "Senyumin Saja"

Nasional
Ganjar: Siapa Pun Capres Terpilih Harus Berkantor di IKN, apalagi Saya

Ganjar: Siapa Pun Capres Terpilih Harus Berkantor di IKN, apalagi Saya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com